GRESIK-–Petrokimia Gresik ekspor 9 ton Kapur Pertanian (kaptan) Kebomas ke Brunei Draussalam. Ekspor ini dilakuan melalui CV Ahimsa Bangit Utama, salah satu distributor produk komersial Petrokimia Gresik.
Dirut Petrokimia Gresik Rahmad Pribadi mengungkapkan Brunai berminat pada Kaptan Kebomas ini dilakukan untuk memenuhi program intensifikasi budidaya tanaman padi di Brunai Darussalam dengan potensi lahan seluas 200 hektare.
Rahmad menyampaikan, pandemi Covid-19 merupakan wabah global melanda hampir di seluruh negara menyebabkan ketahanan pangan menjadi prioritas setiap negara untuk dipenuhi secara mandiri, mengingat negara pengekspor hasil pertanian diprediksi akan membatasi supply-nya.
“Ekspor sebesar 9 ton ini baru merupakan tahap awal,” ujar Rahmad, Jumat (17/7/20).
Sebagian wilayah Brunei Darussalam adalah tanah gambut. Kaptan Kebomas, jelas digunakan untuk menetralkan pH tanah gambut tersebut. Sebab, tanah gambut memiliki sifat masam (pH rendah).
“Tanah yang masam akan menyebabkan berkurangnya ketersediaan unsur hara di dalam tanah, sehingga produktivitas pertanian akan terganggu,” ungkap dia.
Di Indonesia, pemerintah menjalankan program Selamatkan Rawa Sejahterakan Petani (Serasi) di Kalimantan. Petrokimia Gresik turut menyukseskan program tersebut dengan pengaplikasian Kaptan Kebomas serta pemupukan berimbang pada lahan demontration plot (demplot) seperti di Kabupaten Tanah Laut Provinsi Kalimantan Selatan beberapa waktu lalu.
“Pengaplikasian Kaptan Kebomas dan pemupukan berimbang rekomendasi Petrokimia Gresik mampu meningkatkan produktivitas di lahan-lahan gambut tersebut dibandingkan pola kebiasaan petani,” pungkas dia.