octa vaganza

Petani Salatiga Ramai-ramai Tanam Vanili

BOGOR—Ketua Pusat Pelatihan Pertanian Perdesaan Swadaya (P4S) Griya Vanili Kota Salatiga Nurcahyo Eko Junaidi mengungkapkan para petani di kotanya kini bergerak menanam vanili yang nilainya melonjak.

Tanpa menyebutkan harga, Eko menyatakan stau kilogram vanili sama nilainya dengan satu colt pick up sayuran.  Selain untuk kebutuhan makanan dan minuman, vanili juga digunakan untuk industri kosmetik. Hal tersebut mendongkrak nilai jual vanili menjadi komoditas termahal ke dua dunia.

Pada 2020 Indonesia menjadi pengekspor vanili terbesar ke dua didunia setelah Madagaskar. Posisi ini menggeser Prancis yang pada  2019 berada di urutan kedua dan Indonesia ketiga,” ujar Eko saat acara Ngopi Tani Radio Pertanian Ciawi (RPC), Selasa (16/2/21)

Penyuluh pertanian Swadaya (PPS), penggiat dan petani vanili ini mengatakan, sejak zaman penjajahan Belanda, Salatiga sudah terkenal sebagai penghasil vanili.  Pada 1980-an vanili pernah mengalami masa kejayaan.  Namun karena harganya sempat terpuruk, para petani banyak yang membabat habis tanamannya di kebun.

Pada 2017, Eko bersama Dinas Pertanian Kota Salatiga berkeinginan membangunkan raksasa tidur berjuluk Emas Hijau ini. Dia  membranding Salatiga menjadi kota vanili. 

Upaya dimulai dengan pendekatan ke kelompok tani dengan dialog dan pelatihan, serta beragam bantuan dari pupuk hingga bibit. Upaya tersebut membuahkan hasil, tidak hanya petani, bahkan masyarakat tertarik menanam vanili. 

Sejak itulah hingga kini petani kembali giat menanam vanili, baik di pekarangan maupun di kebun. Bahkan  petani di Kota Salatiga kini giat menanam vanili di pot, polybag, di teras rumah maupun di atap rumah.

“Petani kini banyak memanfaatkan lahan terbatas dan sempit. Setiap rumah menanam 5–10 pot/polybag, bahkan ada yang menanam 400 pohon,” terang dia.

Kandungan vanilin Indonesia bisa mencapai 3,9 persen kandungan ini tertinggi didunia.  Sementara Madagaskar sebagai pengekspor tertinggipun hanya 2 persen. Yang membedakan tanaman ini ada di conten vanilinya atau rendemennya. Semakin tinggi kadar vanilinya berpengaruh pada nilai jualnya

Sebagai catatan importir terbesar vanilla Indonesia adalah Amerika Serikat (47,73 persen), Prancis (18,10 persen), Jerman (9,31 persen), Kanada (5,80 persen), Jepang (2,73 persen), Belanda (2,22 persen), Mauritius Afrika Timur (2 persen), Switzerland (1,27 persen), Australia (1,25 persen), dan Itali (1,19 persen).

Exit mobile version