LOMBOK—-Petani cabai di kaki Gunung Rinjani, Lombok, mendapat berkah di tengah pandemi Covid-19. Hasil panennya diminati hingga mancanegara, terutama ke negara Jepang.
Ketua Kelompok Tani Etty Suryaningsih mengatakan, masyarakat setempat, terutama yang kehilangan mata pencaharian tertolong dengan meningkatnya permintaan ekspor cabai ke negara Jepang.
“Mereka kami berdayakan untuk bantu sortasi dan pemetikan pangkal cabai. Kami harus menyiapkan 8,4 ton cabai untuk pengiriman ke Jepang,” ujar Etty melalui keterangan tertulisnya, Kamis (30/4/20).
Dikatakannya, sekalipun wabah Covid-19 melanda dunia, permintaan ekspor cabai tetap stabil. Minggu
lalu para petani Rinjani ini sudah mengirim enam ton ke Jepang dalam bentuk
beku melalui PT Surya Elok Sejahtera.
Etty menceritakan, warga kaki Gunung Rinjani
menunjukan antusiasnya ketika dilibatkan untuk membantu memenuhi
permintaan mitra eksportir kelompok Putri Rinjani. Dia hanya meminta para
petani menjaga kualitasnya.
Dengan menjaga mutu, produk mereka dikenal dan dicari oleh mitra
eksportirnya. Bahkan, selain cabai, mutu manggis yang mereka kirim terkenal
tidak pernah ditolak oleh Importir di negara tujuan.
“Kami bersyukur pembeli dari negara seperti Tiongkok pernah langsung mencari ke sini,” imbuh Etty.
Dia menuturkan, dengan mengutamakan mutu, petani bisa mendapatkan
harga yang pantas. Buyer
yang menawar dengan harga rendah selalu ditolak, karena petani harus
mendapatkan hasil yang sepadan.
Selain cabai besar dan manggis, mereka juga memenuhi permintaan cabai merah
keriting dan empon-empon untuk diekspor ke Eropa dan Jepang, serta gula aren ke
Jepang.
Sementara, Direktur Jenderal Hortikultura, Prihasto Setyanto, meminta kepada semua jajarannya agar mendukung kegiatan kelompok tani Putri Rinjani. Hal ini sejalan dengan gerakan tiga kali lipat ekspor (GraTiEks) produk hortikultura yang digaungkan Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo.
“Saya berharap apa yang dialami kelompok tani di Rinjani ini
memberi inspirasi bagi kelompok tani lainnya,” pungkas Setyanto.
.