hayed consulting
hayed consulting
octa vaganza
Daerah  

Petani Bawang Merah Grobogan Diminta Bentuk Korporasi

GROBOGAN—Kabupaten Grobogan merupakan salah satu sentra penghasil bawang merah. Data dari Badan Pusat Statistik (BPS) Jawa Tengah mengungkapkan pada 2018 mencapai 123.128 ton, 2019 sebanyak 126.275 ton dan 2020 melesat menjadi 204.407 ton.

Kinerja pertanian bawang merah yang kinclong  ini membuat Pemerintah Kabupaten Grobogan mendorong para petaninya untuk membentuk korporasi.

Dalam acara panen raya  dan sarasehan pembentukan korporasi bawang merah, Sabtu (8/521), Wakil Bupati Grobogan Bambang Pujiyanto  mengatakan, meski produksi bawang merah meningkat namun pesoalan fluktuasi harga masih sering terjadi.

“Terkadang sampai pada tingkat harga yang tidak masuk akal. Itu tentunya sangat menghambat pertumbuhan ekonomi nasional dan daerah, serta merugikan petani,” ujar Bambang.

Menurut Bambang, Salah satu cara efektif untuk mengatasi agar petani tidak merugi adalah melakukan tunda jual. Persoalan muncul, petani membutuhkan tempat penyimpanan agar bawang merahnya tetap berkualitas.

Dikatakannya, korporasi petani ini merupakan salah satu bentuk pemberdayaan ekonomi petani yang memiliki dimensi strategis dalam mengubah paradigma pembanguunan pertanian ke depan.

“Semula berbasis individual dan fokus para usaha tani budidaya menjadi korporat dan berkelompok,” ucap dia.

Untuk membentuk korporasi itu, Pemkab Grobogan bersinergi dengan institusi dan kelembagaan lainnya. Mulai dari kelembagaan penelitian, input produksi, permodalan, dan pengelolaan hasil panen. Dengan sinergi itu diharapkan petani menjadi berdaulat dalam keseluruhan rantai usaha tani.

Plt Kadistan Grobogan Sunanto menambahkan, pembentukan korporasi petani bawang merah sudah mulai dirintis. Nantinya, korporasi itu akan diberi nama PT Agro Mandiri Grobogan (AMG) yang statusnya merupakan badan usaha milik petani.

Selain membentuk korporasi, petani juga merencanakan kerja sama dengan PT Pura Barutama Kudus untuk penyimpanan bawang merah ketika harga panen jatuh. Nantinya, bawang merah itu baru dikeluarkan lagi ketika kondisi harga sudah membaik.

“PT Pura itu memiliki kontainer khusus yang bisa dipakai untuk menyimpan bawang merah selama beberapa bulan tanpa merusak kualitasnya. Kita akan manfaatkan ketika terjadi fluktuasi harga yang cukup tajam,” tutup Sunanto.

Kegiatan di lahan sawah bawang merah Desa Terkesi, Kecamatan Klambu itu dihadiri Plt Kepala Dinas Pertanian Sunanto dan Kepala Disperindag Pradana Setiawan.

Hadir dikesempatan itu, Anggota Komisi B DPRD Kabupaten Grobogan HM Misbah, Kabag Perekonomian Setda Grobogan Agus BK, Direktur Utama BKK Purwodadi Anita Fitriani serta perwakilan PT Pura Barutama Kudus dan sejumlah petani bawang merah.

pasang iklan di sini