octa vaganza
Fokus  

Perusahaan Farmasi Pantas tak Terimbas

Pendapatan perusahaan-perusahaan farmasi melonjak karena laris manisnya produk obat-obatan, suplemen maupun alat kesehatan sejalan dengan tumbuhnya kesadaran masyarakat tentang pentingnya menjaga kesehatan. Alhasil, mereka mampu meraup cuan.

Badai Covid-19 telah meluluhlantakan perekonomian hingga berujung pada resesi pada 2020. Banyak perusahaan yang menutup tahun dengan gigit jari dan terpaksa merumahkan sebagian pekerjanya. Namun demikian, di sektor farmasi justru sebagian besar berhasil memetik untung atau cuan.

Meningkatnya kesadaran publik untuk menjaga kesehatan selama pandemi mendorong penjualan produk obat-obatan ataupun suplemen kesehatan. Tentu saja, ini berdampak positif bagi para perusahaan farmasi.  

Berikut beberapa perusahaan terbuka di sektor farmasi yang tetap cuan berdasarkan laporan keuangan yang dipubilkasikan per kuartal III 2020:

  • PT Kalbe Farma Tbk

Perusahaan farmasi PT Kalbe Farma Tbk mampu membukukan laba bersih sebesar sebesar Rp2,03 triliun, naik 6 persen dari periode yang sama 2019 sebesar Rp1,92 triliun. Kenaikan laba bersih itu ditopang meningkatnya penjualan sebesar Rp17 triliun. Penjualan domestik masih mendominasi senilai Rp16,24 triliun dan penjualan ekspor sebesar Rp859,49 miliar.

Kalbe Farma yang didirikan pada 1966 ini merupakan salah satu perusahaan farmasi terbesar di kawasan dan di pasar internasional telah hadir di negara-negara ASEAN, Nigeria, dan Afrika Selatan, dan menjadi perusahaan produk kesehatan nasional yang dapat bersaing di pasar ekspor.

Terkait dengan vaksin covid-19, Kalbe Farma telah mengonfirmasi akan memproduksi vaksin bekerja sama dengan perusahaan asal Korea Selatan Genexine, Inc. Saat ini sedang uji klinis fase 2 di Korsel. Diproyeksikan vaksin akan bisa didistribusikan ke publik mulai kuartal III 2021 berdasarkan Emergency Use Authorization (izin penggunaan darurat) dari BPOM.

Saat ini Kalbe memiliki empat lini usaha yaitu Obat Resep, Produk Kesehatan, Nutrisi dan Distribusi and Logistik.  Keempat divisi usaha ini mengelola portofolio obat resep dan obat bebas yang komprehensif, produk-produk minuman energi dan nutrisi, serta usaha distribusi yang menjangkau lebih dari satu juta outlet di seluruh Indonesia.

  • PT Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk

Covid-19 memberi berkah tersembunyi bagi salah satu produsen obat herbal terbesar di Indonesia yaitu PT Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk atau sering disebut Sido Muncul. Perusahaan yang dipimpin oleh Irwan Hidayat ini  mencatatkan kenaikan laba bersih sebesar 11 persen menjadi Rp641 miliar. Pertumbuhan laba itu didorong kenaikan penjualan sebesar 6 persen menjadi Rp2,3 triliun.

Pasokan informasi tentang pentingnya daya tahan tubuh untuk menghadapi serangan virus corona mendorong masyarakat untuk mengonsumsi berbagai obat herbal. Produk andalan Sido Muncul seperti Tolak Angin, Kuku Bima dan Susu Jahe pun laris manis di pasaran.

Selama pandemi, Irwan dan jajaran manajemen sibuk mendongkrak penjualan toko onlinenya melalui platform e-commerce seperti Tokopedia dan Shopee. Selain itu, juga menjual dan mempromosikan produknya melalui media sosial seperti Instagram dan facebook. Sido Muncul meluncurkan 14 produk baru sejak Januari 2020 lalu.

Sido Muncul yang telah berpengalaman lebih dari 70 tahun ini didirikan oleh pasangan suami istri, Siem Thiam Hie  dan Rakhmat Sulistio. Pada 1930, pasangan ini merintis toko roti dengan nama Roti Muncul. Pada tahun yang sama, Rakhmat Sulistio mulai meracik jamu masuk angin yang kini dikenal dengan Tolak Angin.

  • PT Pyridam Farma Tbk

Pyridam yang didirikan pada 1976 ini mampu melalui 2020 dengan senyum manis. Ini karena perusahaan yang memiliki pabrik produksi  di atas lahan seluas 35.000 meter persegi di Cianjur, Jawa Barat itu mampu meraup laba bersih.

Produsen Caltrax Tablet Effervescent ini mengantongi penjualan bersih sebesar Rp195 miliar,  naik enam persen dari periode yang sama tahun sebelumnya Rp185 miliar. Kenaikan penjualan itu ditopang oleh penjualan lokal mencapai Rp238 miliar atau tumbuh satu persen.

Kenaikan penjualan bersih ini juga ditopang retur dan potongan penjualan yang ditekan menjadi Rp43 miliar.  Penjualan produk segmen alat kesehatan naik dari sebelumnya Rp8 miliar menjadi Rp21 miliar.  Kenaikan pendapatan berkontribusi terhadap laba bersih yang sebesar Rp16 miliar, meroket hingga 228 persen dari periode yang sama tahun sebelumnya Rp5 miliar.

  • PT Kimia Farma Tbk

Perusahaan farmasi BUMN ini mampu meraup pendapatan sebesar Rp7,04 triliun, naik secara tahunan sebesar 2,42 persen. Beban pokok penjualan naik 1,11 persen menjadi Rp4,10 triliun. Sehingga laba bruto meningkat sebesar 4,69 persen secara tahunan menjadi Rp2,63 triliun. Laba usaha perseroan tumbuh 17,57 persen menjadi Rp504,53 miliar.

Adapun beban keuangan naik 25,39 persen menjadi Rp447,75 miliar, sehingga laba sebelum pajak turun 32,97 persen menjadi Rp69,41 miliar. Hal ini berdampak pada merosotnya pencapaian laba bersih sebesar 11 persen menjadi Rp37,19 miliar, dibanding periode sama 2019 sebesar Rp41,83 miliar.

Seperti diketahui, Kimia Farma merupakan perusahaan industri farmasi pertama di Indonesia yang didirikan oleh Pemerintah Hindia Belanda pada 1817. Nama perusahaan ini pada awalnya adalah NV Chemicalien Handle Rathkamp & Co. Berdasarkan kebijaksanaan nasionalisasi atas eks perusahaan Belanda di masa awal kemerdekaan, pada 1958, Pemerintah Republik Indonesia melakukan peleburan sejumlah perusahaan farmasi menjadi PNF (Perusahaan Negara Farmasi) Bhinneka Kimia Farma. Kemudian pada 16 Agustus 1971, PNF diubah menjadi Perseroan Terbatas, sehingga nama perusahaan berubah menjadi PT Kimia Farma (Persero).  Kimia Farma mencatatkan saham perdana untuk publik (IPO) pada 4 Juli 2001 dengan kode emiten KAEF.

Saat ini, saham KAEF menjadi buruan investor saham seiring dengan kebijakan Pemerintah yang akan mengedarkan vaksin Sinovac dimana induk usahanya yaitu PT Bio Farma (Persero) ditunjuk sebagai  distributornya. 

Memasuki 2021, diproyeksi kinerja perusahaan farmasi akan tetap kinclong karena pandemi juga masih akan berlangsung, setidaknya sampai pertengahan tahun. (Kur).

Exit mobile version