hayed consulting
hayed consulting
octa vaganza

Perubahan GM, Wujud INKOPDIT Lebih Profesional

Peluang, Jakarta – Induk Koperasi Kredit (INKOPDIT) memandang perlu dilakukan perubahan kepengurusan (regenerasi kepemimpinan), oleh karena perkembangan koperasi semakin komplek. Itulah yang menjadi tantangan terbesar dalam perubahan General Manager (GM) dalam kebutuhan operasional yang lebih baik di induk koperasi kredit ada sekitar 900-an.

“Pergantian GM adalah salah satu yang harus kami lakukan. Saya berharap perubahan pergantian GM ini bukan akhir dalam perjalanan, tetapi ini kebutuhan pergantian seorang GM untuk melangkah lebih jauh ke depan agar bisa terwujud INKOPDIT yang lebih baik,” ujar Ketua Pengurus INKOPDIT, Djoko Susilo kepada MajalahPeluang.com di Jakarta, Kamis (12/1/2023).

Menurut dia, perubahan pergantian GM itu bukan maunya individu tetapi hal ini atas kemauan bersama, bukan hanya fungsi GM tetapi seluruh staf harus melakukan perubahan yang berbasis profesional dengan sistemnya melalui perubahan Manger, dan itu secara tidak langsung GM yang lama dibekukan.

“Kita tunjukkan pada masyarakat Indonesia ini suatu model dalam pembentukan Koperasi yang sejahtera. Mereka (para anggota INKOPDIT) membutuhkan perubahan bukan sekedar prosesnya tetapi perlu diatur, dikonsultasikan dengan management. Mereka juga dibimbing, diajak diskusi bersama, dilakukan fit and proper tes. Jadi tidak ada fakta lain, itu yang menjadi dasar perubahan,” sebut Djoko. 

Dalam kepengurusan nantinya menurut dia, semua mesti bisa bekerjasama dan saling percaya dalam kerangka kesatuan dan kebersamaan. Ini bagian terindah dari para pendahulu INKOPDIT, bagaimana benar-benar koperasi ini bisa jauh lebih baik. Para pengurus koperasi ini harus tunjukkan pada masyarakat Indonesia, ini suatu model dalam pembentukan koperasi yang lebih sejahtera.

Jadi, kepemimpinan fungsi utama GM dari seluruh gerakan koperasi yang bernaung diwadah INKOPDIT harus terintegrasi sehingga menjadi satu kesatuan gerakan yang menjadi orintasi pada kepentingan anggota, kalau itu sudah mencukupi dalam mensejahterakan anggotanya, maka gerakan koperasi ini semakin baik.

“Perubahan ini dibutuhkan juga dalam skala kecil, kalau tidak ada perubahan mendasar itu menjadi suatu kemunduran. Ini perlu ada perubahan yang jauh lebih baik dalam gerakan koperasi, bukan untuk kepentingan snediri tapi untuk kepentingan bersama yang strategis,” ungkap Djoko.

Sehingga dalam membuat perencanaan starategis lanjut dia, semestinya dilakukan untuk kepentingan bersama bukan pada kepentingan individu masing-masing, semua mesti terukur, dan dikoodinasikan. Bila ada kekurangan mesti diperbaiki dan kelebihannya mesti didukung.

“Tolok ukur itu pada kinerjanya, tapi perencanaan harus menjadi hasil yang strategis dan disepakati bersama dalam INKOPDIT. Mesti ada persetujuan bersama bukan jalan masing-masing individu. Jadi semua harus kita buka, diketahui masalahnya dan itu menjadi kekuatan kita dan semua mesti mengambil peran,” tandasnya. (alb)

pasang iklan di sini