GARUT-–Peningkatan produksi sejumlah komoditas pertanian di Kabupaten Garut mampu menurunkan angka kemiskinan dari 11, 28 persen pada 2017 menjadi 9, 28 persen pada 2018.
Bupati Garut mencontohkan produksi jagung di wilayahnya mencapai 500 ribu ton per tahun. Untuk itu dia mengapreasiasi bantuan pertanian yang digagas pemerintah terbukti memberi dampak. Program bantuan Kementerian Pertanian di Garut menembus Rp1,5 triliun.
“Ekspor merupakan bukti dari dampak inovasi pertanian berjalan dengan baik. kami berharap, Kementan terus memberikan pendampingan, khususnya bagi para petani di Garut, sehingga pasar ekspor dapat terus digalakkan,” ujar Rudi di Garut, Kamis (21/3/2019) di sela acara pelepasan ekspor perdana komoditas hasil panen petani asal Kabupaten Garut di lapangan GOR Ciateul, Garut pada Kamis (21/3/2019).
Rudi menyebut total bantuan yang diterima Kementan sebesar Rp53,9 miliar. Rudy meminta perhatian besar pemerintah dalam bentuk alat mesin pertanian (alsintan), benih, domba, serta ayam, untuk mendorong semangat petani di wilayah Garut.
Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman mengatakan, penurunan tingkat kemiskinan di Garut merupakan bukti berjalannya program pemerintah, baik pusat maupun daerah, dengan baik. Ia menargetkan, ke depan, melalui sektor pertanian, tingkat kemiskinan di Kabupaten Garut turun sebesar 5 persen.
“Kai berikan bantuan ayam 630 ribu ekor, kemudian ada bantuan bibit kopi 220 ribu, khusus untuk rakyat Garut yang hidup di bawah kemiskinan,” kata dia.
Amran berjanji, pihaknya juga akan menggenjot produksi pertanian agar bisa diekspor. Menurut dia, khusus di Jawa Barat, beberapa produk yang digenjot antara lain jagung, kentang, domba, kambing, bawang merah, telur ayam, ayam, dan kacang hijau.
Amran mengapresiasi hasil kerja para petani Jawa Barat, dengan melepas ekspor secara langsung 5 ton kentang senilai Rp340 miliar ke Singapura. Pelepasan ekspor perdana komoditas hasil panen petani asal Kabupaten Garut ini dilakukan di lapangan GOR Ciateul, Garut pada Kamis (21/3/2019).
Pada saat yang sama, Amran juga melepas dua komoditas lainnya yakni 19 ton manggis senilai Rp392 juta, dan barecore atau plywood 591,3 M3 dengan nilai Rp1,4 miliar tujuan Tiongkok.
“Kami juga sudah melakukan pelatihan, semua generasi muda kami dampingi,” ucap Amran.
Selain itu, Amran juga menyerahkan aplikasi I-MACE (Indonesian Maps of Agricultural Commodities Export). Menurut dia, aplikasi itu bisa dimanfaatkan untuk mendata lalu lintas ekspor pertanian secara real time di Jawa Barat.
“Produksi pertanian kita terus membaik. Untuk jagung kita sudah bendung impor 3,5 juta ton, bahkan sudah ekspor di 2018 sebesar 850 ribu ton. Sekarang, kentang konsumsi kita mulai ekspor setelah kita stop impor di 2018,” pungkas Amran dihadapan 5.000 petani dari 23 Kecamatan di Garut.