Peluangnews, Jakarta – Ada 13 memorandum of understanding (MoU) ditandatangani PT Pertamina (Persero) dengan para partner baik internal Pertamina Group maupun eksternal, selama pelaksanaan ajang The 11th Indonesia Energi Baru, Terbarukan & Konservasi Energi Conference & Exhibition (EBTKE ConEx), yang berlangsung pada 12-14 Juli 2023 bertempat di Ice BSD City, Tangerang, Banten.
MoU tersebut untuk pengembangan bisnis rendah emisi dan energi baru terbarukan (EBT), serta inovasi dan teknologi yang digunakan. Hal ini sebagai komitmen mencapai target netralitas karbon atau net zero emission (NZE) di 2060.
“Pertamina terus berupaya menjadi penggerak dalam transisi energi di Indonesia, dimulai dengan berbagai inisiasi bisnis EBT dan program dekarbonisasi,” kata Vice President (VP) Corporate Communication Pertamina Fadjar Djoko Santoso, dalam keterangannya, Sabtu (15/7/2023).
Dijelaskan pada hari pertama pelaksanaan EBTKE ConEx 2023, Rabu (12/7), sebanyak sembilan MoU telah ditandatangani oleh PT Pertamina New & Renewable Energy (Pertamina NRE), PT Pertamina Geothermal Energy (PGE) Tbk, serta Fungsi Research, Technology, and Innovation (RTI), bersama para partner lainnya.
Fadjar menjelaskan, untuk Pertamina NRE ada lima penandatanganan MoU antara lain pemanfaatan EBT di lingkungan Stasiun Kereta Cepat Jakarta ke Bandung dengan PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC), MoU Green Ventures Investment Platform dengan MDI Ventures, MoU amonia hijau menggunakan energi nuklir dengan Chargé d’Affaires Embassy of Kingdom of Denmark dan MoU kerja sama terkait pemanfaatan jalur pipa untuk transportasi hidrogen ke Singapura dengan PT Transportasi Gas Indonesia.
Di lingkungan internal Pertamina Group, Pertamina NRE juga melaksanakan MoU terkait komersialisasi karbon pada produksi listrik bisnis panas bumi atau geothermal setara 40 megawatt (MW) dengan PT Pertamina Patra Niaga dan PT Pertamina Geothermal Energy Tbk.
Di hari yang sama EBTKE ConEx, PT Pertamina Geothermal Energy Tbk juga menandatangani tiga MoU antara lain pengembangan Wilayah Kerja Panas Bumi Seulawah 2×55 MW, Aceh, dengan President Director PT Pembangunan Aceh (PEMA), lalu ada MoU South Sumatera Grid Resources Confirmation sebesar 900 MW dengan Chief Representative from Chevron New Energy International Pte Ltd, Siddarth Jain, dan MoU Binary Technology 210 MW dengan Chief Representative KS Orka Renewables Pte. Ltd.
Sedangkan, di Fungsi Research Technology and Innovation Pertamina melaksanakan satu tandatangan MoU dengan Mitsui & CO, terkait dengan implementasi teknologi carbon capture utilization and storage (CCUS) di area Sumatra Tengah.
Sementara di hari kedua penyelenggaraan EBTKE ConEx, pada Kamis (13/7). penandatanganan kerja sama kembali dilakukan oleh Pertamina Grup sebanyak 4 MoU. Prosesi penandatanganan turut disaksikan oleh Wakil Menteri I Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Pahala Nugraha Mansury.
Pertamina NRE menandatangani 1 MoU Kerja sama Pengembangan Bisnis Rendah Emisi dan EBT dengan PT Perusahaan Gas Negara Tbk. Sedangkan PT Pertamina Geothermal Energy melaksanakan penandatanganan 1 MoU dengan PT Schlumberger Geophysics Nusantara, terkait Enhancing Steam Recovery PGE Working Area 40 MW.
Sementara Fungsi Research Technology and Innovation Pertamina melaksanakan penandatanganan satu MoU terdiri atas studi penangkapan dan pemanfaatan CO2 di Kilang Balikpapan dengan AirLiquide dan Carbon Capture Utilization and Storage di Area Donggi Matindok bersama dengan Jogmec, Mitsubishi, Panca Amara Utama dan Yayasan LAPI IT.
“Pertamina terus mendorong program yang berdampak langsung pada program transisi energi yang sejalan dengan penerapan environmental, social & governance (ESG) di lini bisnis dan operasi Pertamina,” ujar Fadjar. (Aji)