JAKARTA—Kabar Baik bagi pelaku agribisnis budi data ubi jalar. Atase Perdagangan KBRI SeoulKorea Selatan, Dwinanto Rumpoko mengatakan peluang ekspor sangat besar ke Korea Selatan seiring dengan permintaan yang tinggi.
Pasalnya cuaca mengakibatkan produksi Ubi Jalar di Korea Selatan menurun, maka impor menjadi jalan keluar bagi negeri ginseng dalam memenuhi kebutuhan domestiknya.
“Biasanya Korea Selatan melakukan impor bedasarkan kuota dengan kuantitas yang besar. Ini kesempatan emas untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas produk Ubi Jalar di Indonesia,” ujar Dwinanto dalam Webinar Series episode ke 81 yang diselenggarakan Ditjen Tanaman Pangan melalui zoom dan youtube.com/propaktan, Kamis (2/9/21).
Sementara Putut Prastowo dari PT Indowoyang, salah satu ekspotir pertanian yang fokus pada Ubi Jalar mengungkapkan ekpor produk Ubi Jalar terus meningkat sejak 2017 hingga 2020. Asosiasi Agrobisnis Petani Ubi Jalar Indonesia mencatat ekspor komoditas ini mencapai 15-18 ribu ton per tahun
“Kebanyakan permintaan datang dari negara Asia Timur seperti Jepang, Hong Kong, China dan Korea Selatan,” sebutnya.
Direktur Aneka Kacang dan Umbi Ditjen Tanaman Pangan Kementan Amirudin Pohan mengatakan membenarkan ubi jalar memiliki beberapa prospek yang gemilang karena memiliki peluang pengembangan yang besar.
“Peluang yang paling besar yakni di pasar ekspor karena produk asal Indonesia ini banyak diminati negara luar,” ujarnya.
Pemerintah melalui Kementerian Pertanian (Kementan) terus mendorong pengembangan ubi jalar sebagai produk pangan lokal. Sebagai bagian dari upaya menghidupkan perekonomian nasional, Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo menggenjot gerakan konsumsi pangan lokal pangan untuk diversifikasi.
Intervensi bantuan diberikan Kementan seperti pada tahun 2021 ini dilakukan pengembangan ubi jalar seluas 2.000 Ha di 5 Provinsi antara lain Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Papua dan Papua Barat. Tak hanya dari budidaya tapi juga akan dikembangkan aspek hilirisasinya.
Ubi Jalar memiliki potensi pengolahan dengan inovasi teknologi sekitar 13 jenis produk turunan. Umbinya bisa diolah menjadi pasta macaroni, dibuat menjadi tepung yang menjadi bahan dasar pembuatan snackbar, bihun, kue basah, kue kering, mie dan roti.
Daunnya dapat dibuat sayur dan pakan ternak. Selain itu, ubi jalar memiliki kandungan serat dan tidak berlemak, sangat cocok untuk masyarakat yang sedang proses menurunkan berat badan.