hayed consulting
hayed consulting
octa vaganza
Berita  

Perlu Pemanfaatan Maksimal Potensi Maluku, Menuju Indonesia Emas 2045

Peluangnews, Jakarta – Komandan Pangkalan Utama TNI Angkatan Laut (Danlantamal) IX Ambon, Brigjen TNI (Mar) Said Latuconsina melihat potensi ekonomi sebelas kabupaten/kota di provinsi Maluku dalam pengembangan komoditas unggulan, kendatipun belum dimanfaatkan secara maksimal.

Komoditas unggulan di seluruh kabupaten, termasuk pulau terluar di kabupaten Maluku Barat Daya (MBD) mencakup sektor peternakan dan perikanan. Sementara di kabupaten Kepulauan Aru juga potensial untuk pengembangan usaha peternakan sapi.

“Saya dengan Bupati Kepulauan Aru, Pak Johan Gonga sempat keliling sampai daerah Aru Selatan. Daerah tersebut berupa hamparan padang rumput yang sangat luas, sekitar 680 hektar. Sayangnya, tidak dimanfaatkan. Kalau dimanfaatkan secara maksimal, (petani) tidak perlu lagi cari pakan, rumputnya sudah bisa menghidupi ternak. Jelas, potensinya ada,” ujar Said Latuconsina mengatakan kepada Redaksi, Senin (11/9/2023).

Indonesia akan mengalami usia emas pada tahun 2045. Pada saat itu, Indonesia genap berusia 100 tahun atau satu abad. Proyeksi Indonesia mengarah pada negara maju serta sejajar dengan negara adidaya. Momentum bersejarah tersebut memang masih sekitar seperempat abad lagi. Potensi ekonomi Kawasan Timur Indonesia (KTI) terutama Maluku tentunya harus paralel dengan kawasan lain untuk mewujudkan visi Indonesia Emas 2045.

“Dari 11 kabupaten/kota, mungkin hanya Ambon yang tingkat kemiskinan pada level nol. Ambon, sebagai ibukota provinsi tetap berhubungan dengan 10 kabupaten/kota lainnya. Walaupun tingkat kemiskinan (di Ambon) sampai nol, tapi (masyarakat) tetap menyuarakan masalah lingkungan, terutama air bersih dan pengelolaan sampah. Prediksi beberapa tahun ke depan, (masyarakat di Ambon) mengalami kekurangan air bersih. Ini juga tantangan pergerakan KTI untuk program Indonesia Emas 2045,” tutur Said Latuconsina saat menjadi nara sumber pada Diskusi Publik di Auditorium FIB Universitas Indonesia, Depok, mengangkat tema Menuju Indonesia Emas 2045, Bergerak dari Timur Indonesia.

Ekonomi pulau Moa di MBD, terutama usaha peternakan sapi, kerbau, kuda sangat potensial. Tetapi masyarakat peternak sebelumnya sering mengalami kesulitan air saat musim kemarau. Sehingga setiap kali kemarau datang, jumlah ternak yang mati kekeringan sampai ribuan ekor.

Pemerintah Pusat melalui Kementerian Pertahanan (Kemhan) baru saja berhasil atasi kematian ternak dengan mendapatkan beberapa titik air bersih yang dialirkan ke 7 desa dan 4 dusun, ini merupakan respon terhadap keluhan dari masyarakat tentang kekurangan air di Pulau Moa. Sehingga sumur air bersih besutan Kemhan diresmikan langsung oleh Menteri Pertahanan, Prabowo Subianto.

“Saya beberapa hari lalu kesana, bersama Gubernur Maluku dan Forkopimda dampingi Menhan kunjungi MBD yang dulunya gabung dengan kabupaten Kepulauan Tanimbar. Lalu setelah pemekaran, menjadi kabupaten tersendiri, (yakni) Maluku Barat Daya. Saya melihat potensinya terutama peternakan, perikanan luar biasa. Usaha ternak bisa dimanfaatkan untuk peningkatan ekonomi masyarakat. Peresmian sumber air dan pipanisasi tersebut nantinya diharapkan bisa semakin menggeliatkan peternakan MBD,” ungkap Said Latuconsina.

Perikanan Maluku yang mencakup tiga WPPNRI (Wilayah Pengelolaan Perikanan Negara Republik Indonesia) yakni WPPNRI 714, 715, dan 718 memiliki potensi perikanan 3,9 juta ton/tahun atau pendapatan sekitar Rp 117 triliun/tahun, faktanya total tangkapan ikan hanya sekitar 543.000 ton atau 12%, sektor perikanan harus menjadi perhatian untuk dikelola dengan baik sehingga memberikan kesejahteraan kepada masyarakat maluku.

Sektor wisata juga menjadi fokus pembahasan selain wisata alam, wisata sejarah dan budaya, kondisi geografi Provinsi Maluku sangat mendukung sektor wisata bahari yang menarik minat dikunjungi wisatawan lokal dan mancanegara untuk ber-snorkeling, diving maupun wisata pantai.

Menurut Brigjen Said Latuconsina pengelolaan sektor pariwisata di masa depan harus dikelola secara profesional dengan menerapkan 4 kaidah, yaitu environmentally sustainable, socially & culturally acceptable, economically viable, dan technologically appropriate.

Potensi lain, yakni eksisting lapangan terbang milik TNI (Tentara Nasional Indonesia) Angkatan Laut (AL) di Aru Selatan. Bupati Kepulauan Aru telah meminta kepada TNI AL dengan menghadap langsung ke Kasal untuk memanfaatkan bandara tersebut selain kepentingan militer juga dibuka untuk penerbangan umum/ komersial. Pengangkutan orang dan pengiriman logistik terutama angkutan hasil bumi melalui udara bisa efisien, otomatis dapat meningkatkan sektor pertanian, perikanan masyarakat Kepulauan Aru.

“Selama ini, kalau cuaca buruk, kapal (pelayaran) agak sulit. Sehingga kerjasama pemanfaatan bandara, nantinya bukan hanya untuk penerbangan militer semata, tetapi juga dibuka untuk penerbangan komersial,” kata Said Latuconsina. (alb)

pasang iklan di sini