
Peluang News, Jakarta – Kementerian Koperasi dan UKM (KemenKopUKM) berkomitmen untuk memperkuat pemberdayaan ekonomi umat, khususnya bagi kaum perempuan dengan membangun ekosistem bisnis yang mendukung di Indonesia.
Adapun komitmen ini salah satunya ditunjukan dengan menggandeng Pengurus Pusat (PP) Aisyiyah untuk berkolaborasi dari mulai produksi, pembiayaan, hingga keberadaan offtaker di tanah air.
“Jadi, seperti halnya yang sudah dilakukan Grameen Bank di Bangladesh, yang juga berbasis ribuan wirausaha dari kalangan para ibu,” ujar MenkopUKM, Teten Masduki dalam penandatanganan MoU pemberdayaan UMKM perempuan di kawasan Yogyakarta, dikutip Rabu (11/9/2024).
Dalam kesempatan itu, dia mengutip hasil survei yang menyebutkan bahwa kaum perempuan lebih tangguh dibanding laki-laki dalam berwirausaha.
“Bahkan, kaum perempuan jauh lebih mempunyai daya tahan, serta lebih sustain,” ucapnya.
Teten memaparkan, berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik atau BPS (2021), setidaknya terdapat 64,5 persen dari total UMKM di Indonesia yang dikelola oleh kaum perempuan, dengan sektor usaha mikro di dalamnya lebih banyak digeluti kaum perempuan.
Selain itu, berdasarkan riset dari Sasakawa Peace Foundation & Dalberg juga tercatat bahwa persentase pelaku wirausaha perempuan di Indonesia cukup tinggi, yaitu mencapai 21 persen.
“Dengan demikian, maka hal ini menjadi peluang untuk mengembangkan wirausaha perempuan, khususnya di era globalisasi dan teknologi informasi,” ungkapnya.
Teten menjelaskan, untuk pembiayaan untuk wirausaha perempuan, terdapat program Mekaar dari PT Permodalan Nasional Madani (PNM), sebuah lembaga pembiayaan untuk usaha mikro milik pemerintah.
“Ini bisa dimanfaatkan bagi para ibu yang ingin memiliki usaha. Bahkan, nasabah Mekaar sudah mencapai 15 juta orang,” jelasnya.
Dengan adanya kolaborasi tersebut, ia berharap agar gerakan ekonomi Aisyiyah dapat lebih menumbuhkan para pelaku wirausaha perempuan yang produktif, mandiri, dan mampu bersaing di pasar global.
Tak hanya itu, ia juga berharap agar hal ini dapat memperkuat koperasi menjadi lokomotif penarik (aggregator) dan penggerak (akselerator) UMKM di nusantara.
“Apalagi, peran koperasi menjadi sangat penting untuk melengkapi ekosistem usaha rakyat atau UMKM, khususnya agar dapat terhubung dan menjadi bagian untuk memperkuat rantai pasok industri nasional,” terang Teten.
“Jadi, berkoperasi itu ialah keharusan agar para pelaku UMKM fokus pada peningkatkan kualitas produksi, sedangkan urusan lain seperti penyediaan bahan baku dan pemasaran produk menjadi urusan koperasi,” tambahnya.