Peluang News, Jakarta-Badan Pangan Nasional (NFA) terus memperkuat stabilitas pasokan dan harga pangan dengan memfasilitasi distribusi jagung dari petani di Kabupaten Bima, NTB, ke peternak layer di Blitar, Jawa Timur.
“Distribusi jagung dari daerah surplus seperti Bima ke daerah konsumen seperti Blitar adalah bagian dari ikhtiar kita menjaga pasokan dan stabilitas harga pangan strategis,” ujar Kepala NFA, Arief Prasetyo Adi, Sabtu (31/5).
Distribusi dilakukan bertahap melalui jalur laut dan darat. Tahap kedua sebanyak 240 ton jagung telah sandar di Pelabuhan Kalimas Surabaya pada Kamis (29/5), setelah sebelumnya pengiriman pertama 225 ton tiba pada Sabtu (24/5). Tahap ketiga dengan muatan 330 ton diberangkatkan dari Pelabuhan Bima pada Rabu (28/5). Seluruhnya menggunakan skema Business to Business (B2B) antara petani dan peternak, difasilitasi oleh NFA.
“Sejak 2022, kami konsisten menjembatani kebutuhan antara petani dan peternak. Pola distribusi ini terbukti efektif menjaga pasokan bahan baku pakan dan menekan gejolak harga,” jelas Deputi Ketersediaan dan Stabilisasi Pangan NFA, I Gusti Ketut Astawa.
Berdasarkan data BPS, NTB merupakan salah satu dari tiga provinsi penghasil jagung terbesar secara nasional, dengan estimasi produksi 769 ribu ton pada Januari–Juni 2025. Di sisi lain, harga jagung di tingkat petani NTB sempat menurun dari Rp 4.500/kg di awal April menjadi Rp 4.222/kg di akhir bulan. Namun per 28 Mei, harga naik 1,11 persen menjadi Rp 4.269/kg.
Direktur Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan, Maino Dwi Hartono, menyebut tantangan distribusi melalui darat adalah keterbatasan armada dan ongkos pengiriman. “Kami sedang menjajaki kerja sama dengan PT Pos Indonesia untuk mengefisienkan biaya dan menyediakan armada tambahan,” ungkapnya.
Mobilisasi jagung ini merupakan bagian dari strategi nasional menjaga ketersediaan bahan baku pakan, menstabilkan harga telur ayam ras, dan memperkuat ketahanan pangan nasional.