octa vaganza
Berita  

Perkuat Ekonomi Kawasan, ASEAN Sepakati Jadi Pusat Pertumbuhan Dunia

Peluangnews, Jakarta – Para Menteri Keuangan dan Gubernur Bank Sentral ASEAN sepakat untuk menjadikan ASEAN sebagai pusat pertumbuhan ekonomi dunia. Disamping itu, juga mendiskusikan perkembangan dari agenda kerja sama keuangan dan khususnya juga mengupdate berbagai perkembangan ekonomi global maupun regional yang saat ini menjadi sangat dinamis.

Hal tersebut, saat Kementerian Keuangan dan Bank Indonesia menyelenggarakan pertemuan the 10th ASEAN Finance Ministers and Central Bank Governors Meeting (AFMGM) 2023 di Jakarta baru-baru ini.

Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani menjabarkan, ada tiga hal strategis yang menjadi tujuan pertemuan tersebut. Pertama, terkait dengan proses pemulihan dan pembangunan kembali ekonomi pascapandemi. Kedua yakni mengenai ekonomi digital, serta yang terakhir berkaitan dengan isu keberlanjutan (sustainability).

“Pertemuan kali ini juga bertujuan untuk menunjukkan solidaritas dan memperkuat posisi ASEAN sebagai suatu kawasan yang penting. Pesan dari kerja sama regional menjadi sangat penting terutama melihat kondisi dinamika dan tantangan global saat ini,” ucap Menkeu Sri Mulyani dalam keterangannya, Minggu (27/8/2023).

Menkeu menyebutkan, fundamental ekonomi ASEAN tetap tetap terjaga dan memiliki daya tahan di tengah , sehingga mampu untuk terus menjadi pusat pertumbuhan (epicentrum of growth).

“Sebagaimana disebutkan oleh sejumlah lembaga keuangan dunia seperti ADB, IMF, World Bank, dan juga AMRO, pertumbuhan ekonomi ASEAN terus menjadi titik terang (bright spot) di kancah ekonomi global. ASEAN diproyeksikan tumbuh 4,5% tahun ini, lebih tinggi dari pertumbuhan global,” ungkap Sri Mulyani.

Pada kesempatan yang sama, Gubernur Bank Indonesia, Perry Warjiyo, menyampaikan, Bank Sentral ASEAN memiliki komitmen dan memberikan dukungan sepenuhnya dalam mewujudkan integrasi kawasan ASEAN melalui inisiatif Local Currency Transaction (LCT) dan Regional Payment Connectivity (RPC).

“Kedua inisiatif tersebut juga telah dituangkan sebagai bagian dari kesepakatan Leaders’ Declaration pada ASEAN Summit Mei 2023 di Labuan Bajo, dan sudah mulai memasuki tahapan implementasi,” ungkap Perry.

Keketuaan tahun ini juga menandai upaya ASEAN di jalur keuangan untuk meningkatkan kolaborasi dengan badan-badan sektoral lainnya dalam forum ASEAN. Inisiatif ini penting dalam mengatasi tantangan global dan regional yang muncul melalui upaya bersama melalui pendekatan lintas sektoral. Para Menteri Keuangan dan Gubernur Bank Sentral membahas dua agenda yang diperluas untuk kolaborasi lintas sektoral, yaitu kolaborasi Keuangan-Kesehatan dan Ketahanan Pangan.

Pada isu Keuangan-Kesehatan, Pertemuan Gabungan Menteri Keuangan dan Kesehatan yang pertama berhasil dilaksanakan. Pertemuan ini menetapkan langkah untuk melanjutkan kerja sama dan kemajuan dalam lanskap kesehatan dan keuangan kawasan ASEAN.

Para Menteri Keuangan dan Menteri Kesehatan menyadari adanya kesenjangan pendanaan yang signifikan dalam pencegahan, kesiapsiagaan, dan respons pandemi (PPR) di Asia Tenggara seperti yang dilaporkan oleh studi yang dilakukan oleh ADB dan potensi untuk memobilisasi modalitas pendanaan di kawasan, termasuk Dana Respons ASEAN untuk COVID-19 dan Kedaruratan Kesehatan Masyarakat Lainnya serta Penyakit Baru.

Pada isu ketahanan pangan, negara-negara ASEAN berkomitmen untuk meningkatkan keterlibatan sektor keuangan dalam memastikan ketahanan pangan kawasan dan global dengan memperkuat kolaborasi lintas sektoral.

Hal ini bertujuan untuk, pertama meningkatkan kebijakan untuk mengurangi tantangan ketahanan pangan, kedua, meningkatkan ketersediaan dan keterjangkauan makanan sehat, ketiga meningkatkan akses keuangan bagi UMKM dan petani kecil untuk mendorong ketahanan pangan, dan keempat meningkatkan fasilitas perdagangan. (alb)

Exit mobile version