octa vaganza

Perkarangan Pangan Lestari Dorong Petani Perkuat Ketahanan Pangan

SAMARINDA—Ketua Gapoktan Purnama, Samringan senyum sumringah. Sejak hasil panen sayuran kelompoknya ditampung jasa katering Pertamina Hulu Mahakam (PHM) dengan pegawai sekitar 400 orang kehidupan ekonomi rumah tangga semakin membaik.

Sebagian sayuran bisa dikonsumsi oleh rumah tangga dan sebagian lagi dijual untuk umum. Rumah tangga bisa menghemat pengeluaran pembelian sayuran sekitar Rp10 ribu per hari.

“Sementara hasil ternak lele dijual ke pengepul rata-rata 1 ton per bulan dengan harga sekitar Rp 18 ribu per kg,” ujar Samingan dalam keterangan pers, Senin (28/12/20).

Saat ini memang geliat bertani di pekarangan mendapat sokongan berbagai pihak. PHM salah satu di antaranya menjadikannya sebagai kegiatan CSR.  Perusahaan ini mendorong masyarakat khususnya anak muda milenial menjadi petani dengan memanfaatkan potensi lingkungan yang ada.

CSR PHM membina gabungan kelompok petani (gapoktan) dengan anggota sekitar 150 orang yang fokus ke pertanian tanaman pangan, hortikultura, perikanan dan peternakan.

Indra, salah satu tim penanggungjawab mengatakan, pihaknya berkoordinasi dengan penyuluh pertanian dalam pelaksanaan kegiatan hingga mengadopsi model kegiatan Pekarangan Pangan Lestari (P2L) di mana terdapat pertanaman pekarangan, peternakan, usaha pangan dan nonpangan.

“Model pekarangan pangan ini kita kembangakan antara lain sayur-sayuran seperti sawi, kangkung, bayam, terong dan cabai. Ada juga peternakan lele dan ayam serta usaha pengolahan pangan maupun non pangan seperti pembuatan kompos,” ucap Indra.

Pengembangan pekarangan sebagai sumber pangan mendapat dukungan dari Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo.  Menteri berpesan agar masyarakat memanfaatkan pekarangannya sebagai kebun keluarga.

“Kita berharap di pekarangan pekarangan warga itu bisa ditanam berbagai jenis tanaman mulai dari sayur buah dan tanaman lain yang bermanfaat, bahkan peternakan dan perikanan. Kita berharap tanaman pekarangan bisa menopang kebutuhan pangan sehingga ketahanan pangan tetap terjaga,” ujarnya.

Kepala Badan Ketahanan Pangan, Agung Hendriadi menuturkan, P2L telah menjadi kebutuhan di tengah kondisi pandemi yang masih melanda. Menurutnya, dengan bertanam di pekarangan tidak saja menghasilkan bahan pangan yang dibutuhkan. Namun, masyarakat juga memiliki aktifitas yang menyehatkan sehingga imunitas dapat meningkat, dan terhindar dari Covid-19.

“Bertanam di pekarangan itu selain dapat menghasilkan bahan pangan, juga menyehatkan karena kita bergerak dan fisik menjadi lebih sehat,” kata Agung.  

Agung mengatakan, kegiatan P2L akan terus dikembangkan dan diperluas agar masyarakat mengenal dan mampu memenuhi kebutuhan pangan secara mandiri dari pekarangan.

Exit mobile version