Di industri keuangan syariah, nama Muhammad Gunawan Yasni sudah tidak asing lagi. Pria yang biasa disapa Iwan itu dikenal sebagai pakar ekonomi dan keuangan syariah, pemegang Certified Islamic Financial Analyst dari Pasca Sarjana Kajian Timur Tengah & Islam Universitas Indonesia. Dengan kompetensi itu ia dipercaya mengemban amanah jabatan strategis antara lain sebagai Bendahara Dewan Syariah Nasional-Majelis Ulama Indonesia dan Dewan Pengawas Syariah di beberapa lembaga finansial terkemuka.
Iwan juga aktif sebagai konsultan dan pengajar senior di bidang ekonomi dan keuangan syariah untuk beberapa institusi keuangan dan Pasca Sarjana serta mengantongi izin dari otoritas pasar modal sebagai Investment Manager, Underwriter & Broker-Dealer serta Ahli Pasar Modal Syariah. Ia juga seorang Fellow di Islamic Insurance Society (FIIS).
Meski punya segudang jabatan dan gelar akademik, namun pria berdarah Minangkabau kelahiran Jakarta, 17 September 1969 itu bukanlah tipe intelektual menara gading yang hanya diam terpaku di atas puncak melihat problematika keumatan. Cucu dari Darwis Abdul Muin, pendiri Muhammadiyah Padang Panjang Sumatera Barat itu merupakan pejuang yang bercita-cita menjadikan Indonesia sebagai pusat ekonomi dan keuangan syariah terbesar di dunia.
Selain sebagai praktisi, pengajar, dan narasumber ekonomi dan keuangan syariah di media massa dan elektronik, ia juga dikenal sebagai penulis buku produktif. Bukunya yang sudah diterbitkan yakni Ekonomi dan Keuangan Syariah: Pemahaman Singkat dan Penerapan Ringkas; Ekonomi Sufistik, Investasi Syariah, Pemikiran Ringkas Keuangan Islam (dalam tiga Bahasa: Inggris, Indonesia, dan Arab).
Yang menarik selain piawai menulis buku “serius”, ia juga lihai menulis novel. Bahkan novelnya yang berjudul Sang Penatap Matahari menjadi best seller. Selain berbahasa Indonesia, novel itu juga ditulis dalam bahasa Inggris berjudul The Sun Gazer. Novel itu diangkat dari kisah perjalanan kehidupan Iwan yang kini sedang dalam proses pembuatan film layar lebar diproduseri oleh Koperasi BMI Group.
Faktor ketulusan dan keikhlasan pula yang membuatnya tertarik bergabung dengan Koperasi BMI Group sebagai Pengawas Syariah Kopsyah BMI sejak 23 Januari 2025. “Kopsyah BMI adalah koperasi yang punya izzatul Islam wal muslimin dan profesional serta mengutamakan ketulusan dan keikhlasan dalam melayani anggota-anggotanya,” pungkas Iwan.
Sosok Iwan di mata koleganya dikenal sebagai orang muda yang enerjik, ambisius dalam hal positif, dan berpandangan ke depan. Selain itu, pria baby face itu juga tegas namun santun dalam menyampaikan pendapat.
Keberhasilannya tidak lepas dari peran sang ayah, (Alm) Zainul Yasni, mantan Dekan dan juga Dosen Fakultas Ekonomi Universitas Hasanuddin dan Duta Besar Indonesia untuk Yordania. Menurut mantan Wapres Jusuf Kalla yang pernah menjadi mahasiswa-nya, almarhum dinilai dosen berwawasan luas dengan penyampaian mudah dipahami. Seperti kata peribahasa, buah jatuh tidak pernah jauh dari pohonnya. (Kur)