Bisnis batu bara masih menjadi tambang emas untuk menjadi orang super kaya, termasuk bagi kaum hawa. Lonjakan harga pada tahun lalu memberi berkah bagi pebisnis di sektor tersebut.
Terdapat empat perempuan yang mampu bertengger dalam deretan 50 Orang Terkaya Indonesia versi Forbes tahun lalu. Windfall profit komoditas tambang batu bara pada tahun lalu benar-benar memberi berkah bagi para srikandi bisnis tersebut sehingga mereka masuk dalam daftar kaum tajir melintir.
Selain menekuni bisnis pertambangan, agro industri, ada pula yang menambang rupiah dari bisnis teknologi. Dilihat dari Riwayat perjalanan bisnisnya, ada yang merintis dari bawah, bisnis keluarga, dan ada pula dari warisan orang tua.
Untuk diketahui, Forbes menggunakan nilai kekayaan bersih yaitu total aset dikurangi utang dalam menentukan peringkat orang terkaya. Selain itu, majalah bisnis kenamaan itu juga menghitung harga saham milik triliuner di perusahan publik dan nilai tukar. Inilah yang menyebabkan terjadinya rotasi di daftar tersebut setiap tahun.
Peringkat Perempuan Terkaya di Indonesia
No | Nama | Kekayaan |
1 | Dewi Kam | US$2 miliar |
2 | Arini Subianto dan keluarga | US$1,5 miliar |
3 | Ghan Djoe Hiang | US$1,07 miliar |
4 | Marina Budiman | US$1,04 miliar |
Dewi Kam tercatat sebagai perempuan terkaya di Indonesia dengan kekayaan mencapai US$2 miliar atau setara Rp31,2 triliun. Dewi menempati peringkat 21 dalam 50 Orang Terkaya Indonesia 2022. Ia merupakan pendatang baru di mata Forbes, meski sudah lama berkecimpung di dunia bisnis.
Menurut Forbes, sumber kekayaan Dewi Kam sebagian besar berasal dari perusahaan tambang batu bara PT Bayan Resources, Tbk. Dilansir dari situs www.bayan.com.sg, pemegang saham salah satu perusahaan tambang batu bara terbesar di Indonesia itu adalah PT Sumber Suryadaya Prima yang dimiliki Dewi Kam, dengan kepemilikan sebesar 10%.
Pemegang saham terbesar Bayan adalah Dato’ Dr. Low Tuck Kwong dengan kepemilikan sebesar 60,94% dan tercatat sebagai orang terkaya nomor dua di Indonesia versi Majalah Forbes. Sisanya sebesar 29,06% dimiliki oleh masyarakat.
Seperti diketahui, harga saham Bayan Resources naik tiga kali lipat pada tahun lalu mencapai Rp18.575. Nilai kapitalisasi (jumlah saham beredar dikalikan harga saham) Bayan menduduki peringkat ketiga terbesar di bursa Indonesia dengan jumlah mencapai Rp619 triliun. Lonjakan harga saham itu memberi keuntungan besar bagi para pemegang saham.
Dewi, perempuan berusia 73 tahun itu juga dikenal luas oleh para pebisnis pembangkit listrik. Setidaknya ia terlibat dalam proyek Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Jeneponto di Desa Punagaya, Kecamatan Bangkala, Kabupaten Jeneponto, Provinsi Sulawesi Selatan dan PLTU Cilacap Jawa Tengah.
Arini Subianto, Perempuran Triliuner Nomor 2 Indonesia
Sementera perempuan terkaya nomor dua di Indonesia yakni Arini Saraswaty Subianto, memiliki kekayaan mencapai US$1,5 miliar atau sekitar Rp23,4 triliun. Di urutan 50 Orang Terkaya Indoneesia 2022, Arini menempati posisi ke 28.
Arini menggondol gelar S1 Fine Arts Fashion Design, Parsons Schools of Design, Amerika Serkat dan melanjutkan S2 Business Administration dari Fordham University Graduate School of Business Administration, AS. Saat ini Arini menjabat sebagai Komisaris PT Adaro Energy Indonesia Tbk.
Dikutip dari Laporan Tahunan Adaro 2021, Arini memiliki segudang jabatan di posisi komisaris Adaro Group yaitu PT Adaro Strategic Investments, PT Adaro Strategic Lestari, dan PT Adaro Strategic Capital. Perempuan berusia 53 tahun itu memiliki saham sebesar 0,25% atau 79.975.950 lembar saham di Adaro Energy. Adapun total remunerasi oleh Dewan Komisaris dan Direksi Adaro pada 2021 mencapai US$19,46 juta.
Selain menjabat komisaris di Adaro, Arini juga menjabat sebagai Presiden Direktur di PT Persada Capital Investama (PCI). Perusahaan ini didirikan oleh ayahnya Benny Subianto. Setelah sang ayah meninggal dunia pada J2017, Arini sebagai putri sulung mengambil alih kendali perusahaan bernilai jutaan dolar AS tersebut.
PCI memiliki portofolio pengolahan kayu, kelapa sawit, pengolah karet dan batu bara. Selain itu, memiliki saham minoritas di perusahaan tambang batu bara terbesar kedua di Indonesia yaitu Adaro. Arini juga tercatat sebagai salah satu pendiri Aksara dan Union Group.
Ghan Djoe Hiang, Wajah Baru Stok Lama Di Bisnis Batu Bara
Perempuan terkaya ketiga di Indonesia diduduki oleh Ghan Djoe Hiang yang memiliki kekayaan sebesar US$1,07 miliar atau sekitar Rp16,67 triliun. Menurut Forbes, ia merupakan orang terkaya ke 41 di Indonesia.
Ghan Djoe Hiang merupakan pemegang saham pengendali PT Wahana Sentosa Cemerlang (WSC), induk usaha PT Mitrabara Adiperdana Tbk (MBAP). Mengutip laman resmi MBAP, WSC memiliki saham sebesar 60%, setara dengan 736.363.152 saham. Mitrabara merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang perdagangan dan pertambangan batu bara.
Ghan Djoe Hiang adalah istri mendiang taipan Indonesia Athanasius Tossin Suharya yang merupakan pendiri grup Baramulti yang bergerak di bidang pertambangan dan perdagangan batu bara. Baramulti Group saat ini memiliki 11 konsesi batubara di Kalimantan dan Sumatra, Indonesia.
Marina Budiman, Perempuan Ahli IT Terkaya di Indonesia
Berbeda dengan ketiga perempuan terkaya di atasnya, harta Marina Budiman meroket berkat saham perusahaan teknologi yang didirikannya. Ia berada di peringkat ke-44 orang terkaya di Indonesia, dengan kekayaan mencapai US$1,04 miliar atau Rp16,05 triliun.
Marina merupakan salah satu pendiri bersama Otto Toto Sugiri perusahaan pusat data PT DCI Indonesia pada 2011. Kini ia menjabat sebagai Presiden Komisaris DCI Indonesia. Perusahaan yang didirikannya terus mengalami kenaikan sejak awal pembukaan IPO pada Januari 2021 lalu. Nilai sahamnya melonjak drastis hingga sekitar 8.276% dan menjadikan nilai perusahaanya tembus Rp100 triliun.
Selain itu, perempuan berusia 62 tahun lulusan Toronto University ini juga pernah ikut mendirikan Indonet, penyedia layanan internet pertama di Indonesia, pada 1994. Praktis bisnisnya tidak pernah jauh dari teknologi. (Kur).