Bandung (Peluang) : Tercatat sebesar 64,5 persen pelaku UMKM di Indonesia didominasi perempuan.
Menteri Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (MenKopUKM) Teten Masduki mengatakan, usaha mikro kecil menengah (UMKM) perempuan merupakan penggerak strategis pembangunan ekonomi nasional.
Hal ini menurutnya, tidak terlepas dari tingginya presentase perempuan di antara jenis UMKM. Tercatat sebesar 64,5 persen pelaku UMKM didominasi kaum perempuan.
“Besarnya dominasi perempuan sebagai pelaku UMKM, dan semangat perempuan berhimpun dalam wadah koperasi menunjukkan bahwa perempuan mampu sejajar dengan laki-laki untuk memajukan perekonomian bangsa,” kata Teten di W20 Indonesia UMKM Expo di Bandung, Minggu (6/11/2022).
MenKopUKM menegaskan dibutuhkan sinergi yang kuat antar pilar pembangunan. Baik dari sektor pemerintahan, dunia usaha dan profesi, media, lembaga masyarakat, maupun akademisi.
Teten menambahkan, W20 dan Sisternet XL Axiata telah bersinergi bersama KemenPPPA untuk melaksanakan Program Inkubasi Bisnis.
Program ini bertujuan meningkatkan kapasitas perempuan pelaku usaha terkait pemahaman kewirausahaan berperspektif gender. Serta scaling up business, pemasaran dan branding, literasi keuangan, dan promosi melalui digital marketing.
“Program kelas inkubasi ini membantu perempuan sebagai penggerak ekonomi keluarga dan UMKM yang dikelolanya bisa menopang ekonomi di lingkungan sekitarnya,” ungkap Teten.
Selain itu, ada pula program W20 Sispreneur. Program ini memberikan pemahaman perspektif kesetaraan gender, serta program peningkatan literasi digital. Juga pendampingan bisnis dari global expert, penyediaan akses permodalan, dan membuka peluang memperluas bisnis ke dunia global.
“Hampir 80 persen peserta Program W20 Sispreneur telah berhasil go digital,” ujar Teten.
Saat ini, sebanyak 20,24 juta UMKM sudah go digital menurut idEA (Indonesia E-Commerce Association) pada Agustus 2022. Sementara data KemenKopUKM mencatat 67,4 persen dari target pemerintah 30 juta UMKM masuk ekosistem digital pada tahun 2024.
“Tidak hanya onboarding, UMKM perlu dibimbing untuk bisa meningkatkan kapasitasnya dan menggapai pasar lebih luas,” kata Teten.
Lebih lanjut, ia mengatakan, pembangunan ekosistem dari hulu ke hilir, mulai riset dan pengembangan untuk mencari target pasar dan ketersediaan bahan baku.
Di sisi proses ada factory sharing dan pembiayaan, sampai akses pasar di hilir baik dalam negeri maupun akses ekspor.
Akhirnya, muncul peran ‘baru’ yaitu agregator transformasi digital UMKM. Para startup ini proses bisnis utamanya menghadirkan aktivitas UMKM ke ranah digital.
Dengan masuk ke ranah digital, menurut Teten, UMKM tentu lebih mudah dan cepat naik kelas.
“Akses pasar lebih luas dan mudah dalam bertransaksi. UMKM tinggal menjaga kualitas yang konsistensi, terus berinovasi dengan produk baru dan menemukan target pasar yang pas” ujarnya.
MenKopUKM mengapresiasi komite W20 dan enam ikatan alumni Universitas. Di antaranya dari UNPAD, UNPAR, ITB, IPB, UPI, dan UI yang menggelar W20 Indonesia UMKM Expo di Bandung, pada Minggu (6/11/2022).
W20 Indonesia 2022 UMKM Expo diikuti 200 UMKM yang sudah dikurasi dan diseleksi dari 700 lebih pendaftar.
Ketua Komite W20 Indonesia 2022, Hadriani Uli Silalahi mengatakan, kegiatan W20 UMKM Expo ini merupakan kegiatan penutup sebelum memasuki puncak G20 di Kuta Bali pada 13-14 November 2022.
“Kegiatan ini mendapatkan respons dari UMKM perempuan khususnya di Jawa Barat. Ini merupakan side event resmi yang akan kami laporkan dalam pertemuan G20 di Bali,” kata Uli.
Selanjutnya, nanti diadakan prosesi hand-over kepada tuan rumah G20 tahun 2023 di India.
“Kami juga akan mengirimkan 20 UMKM perempuan terpilih dari UMKM Expo dalam kegiatan W20 di India, juga pameran di South Africa,” ujar Uli.
Ia menambahkan, Jawa Barat melalui UMKM industri kulit di Garut, juga telah berhasil menarik minat dari delegasi W20 Italia. Di mana nantinya akan melakukan ekspor kulit ke Firenze, yang merupakan pusat industri kulit Italia.