Dunia politik kini bukan hanya milik kaum adam. Banyak perempuan yang mahir berpolitik dan terbukti tangguh. Mereka mampu bertahan di tengah segala intrik dan siasat dari lawan-lawannya. Bagaimana jurus mereka mengatasi hiruk-pikuk politik yang terkadang sarat drama. Berikut perjalanan karir sebagian perempuan di pentas politik yang sukses memajukan daerahnya.
Khofifah Indar Parawansa – Gubernur Jawa Timur
“Belajar Dari Kegagalan”
Khofifah Indar Parawansa, Gubernur Jawa Timur boleh dibilang politisi bermental baja. Sebelum menjadi Jawa Timur-1 seperti sekarang, ia dua kali gagal dalam kontestasi Pilgub Jatim. Namun kegagalan demi kegagalan tidak membuatnya patah arang. Justru kondisi itu menempanya untuk terus memperbaiki diri dan terbukti sukses.
Khofifah, perempuan kelahiran Surabaya 19 Mei 1965 ini rekam jejak politiknya cukup mentereng. Tercatat ia pernah menjabat sebagai Menteri Negara Pemberdayaan Perempuan di kabinte SBY. Selain itu, jebolan Fisipol Universitas Airlangga Surabaya ini juga pernah menjadi Menteri Sosial di zaman Presiden Jokowi periode pertama.
Persoalan sosial politik bukan barang baru baginya. Sebab sejak mahasiswa ia sudah tercatat sebagai aktivis. Sehingga tidak heran ia juga pernah menjadi Ketua Umum Muslimat Nahdatul Ulama (NU).
Sebelum menjadi Gubernur Jatim, ia aktif dalam resolusi konflik seperti konflik di Ambon, Sampang, Aceh, Ternate, Bitung, Sambas, dan lain-lain. Bekal pengalaman dan jam terbangnya sebagai aktivitas sangat membantu dirinya ketika memimpin Jatim seperti sekarang.
Kegigihan Khofifah seolah membuktikan perkataan Winston Churcill bahwa dalam politik Anda bisa dibunuh berkali-kali. Dua kali kegagalan tidak membuatnya terbunuh, namun justru makin bersinar dan siap membawa Jatim sebagai daerah maju.
dr. Kusdinar Untung Yuni Sukowati – Bupati Sragen
“Berpihak Pada Kaum Perempuan”
Sukses dalam dua bidang sekaligus bukan hal yang mudah. Namun setidaknya itu telah dibuktikan oleh Kusdinar Untung Yuni Sukowati atau biasa disapa Yuni. Perempuan kelahiran Sragen, 23 Juni 1974 ini berhasil menjadi dokter sekaligus politisi yang lihai. Ini dibuktikan dengan dirinya yang memenangi kontestasi pemilihan Kepala Daerah Kabupaten Sragen Jawa Tengah periode 2016-2021.
Darah politik Yuni-Bupati Sragen ini mengalir deras dari sang ayah, Untung Wiyono, mantan Bupati Sragen periode 2001-2011. Sehingga bisa dikatakan, Untung adalah ayah sekaligus mentor politik bagi dirinya.
Karir politiknya dimulai saat ia berusia 35 tahun dengan menjadi anggota DPRD Kabupaten Sragen dari PDIP. Bahkan ia menjadi Ketua DPRD Sragen periode 2009-2014. Satu tahun kemudianm, tepatnya pada 2010, ia mengundurkan diri sebagai Ketua DPRD dan maju dalam Pilbup Sragen. Namun, keberuntungan belum memihak padanya karena ia kalah dalam pilkada tersebut.
Kegagalan tidak membuatnya patah arang. Yuni terus melakukan konsolidasi dan usahanya tidak sia-sia. Pada Pilbup Sragen 2015, ia keluar sebagai jawara dan menjabat sebagai Bupati Sragen.
Salah satu misi yang diusungnya adakah meningkatkan peran perempuan dalam berbagai aspek kehidupan dengan berfokus pada kesenjangan peran perempuan dalam pembangunan. Kini ia sedang berancang-ancang untuk maju keduakalinya sebagai Bupati Sragen pada Pilkada 2020.
Asmin Laura Hafid – Bupati Nunukan
Bupati Perempuan Termuda
Yang muda yang berjaya. Kalimat ini pantas disematkan pada Asmin Laura Hafid. Di usia muda, perempuan kelahiran Tawau, Sabah, 10 Agusus 1985 ini sudah menjadi Bupati Nunukan Kalimantan Utara.
Meski masih belia, namun bupati perempuan termuda di Indonesia punya pandangan visioner tentang peran perempuan. Dalam memperingati Hari Perempuan yang jatuh setiap 8 Maret, Asmin menekankan bahwa Hari Perempuan punya makna lebih dari sekadar perayaan. Ia meminta agar perempuan diberikan ruang dan kesempatan untuk unjuk gigi.
Ia juga memotivasi kaumnya agar memiliki tempat untuk bisa bermanfaat tidak hanya pada keluarganya, namun selangkah lebih maju lagi, yaitu bermanfaat untuk orang banyak melalui kariernya masing-masing.
Sebagai pemimpin perempuan pertama di Nunukan, ia juga mengajak kepada perempuan untuk mengambil peranan dalam proses pembangun. Baginya, apapun bidang pekerjaan harus dikerjakan secara profesional dan konsisten untuk bersama mencapai kemajuan.
Ni Putu Eka Wiryastuti – Bupati Tabanan, Bali
Politisi Sarat Prestasi
Ni Putu Eka Wiryatuti, bukan hanya mahir berpolitik, tetapi juga kaya dengan inovasi. Sudah dua periode ia menjabat sebagai Bupati Tabanan, Bali yaitu periode 2010-2105 dan 2016-2021.
Perempuan kkelahiran Tabanan, Bali, 21 Desember 1975 ini merupakan bupati perempuan pertama di Bali . Ia adalah putri dari bupati sebelumnya yakni Nyoman Adi Wiryatama. Selama menjabat sebagai Bupati, sederet penghargaan berhasil diraihnya.
Tercatat ia pernah meraih penghargaan Flash Report Pelaksanaan Anggaran dari Kementerian Keuangan RI Dirjen Perbendaharaan Kanwil DJPb Propinsi Bali, penghargaan kategori ‘Best Performance of The Year 19′ dari Asia Global Council, dan Anugrah Pandu Negeri 2019 dari IIPC. Selain itu, menyabet Kota Sehat Swasti Saba dan penghargaan zona hijau dari Ombudsman RI.
Prestasi yang telah diraih tersebut dijadikan motivasi untuk berbuat lebih baik lagi di masa mendatang. Menurutnya, jangan menjadikan penghargaan sebagai ukuran yang terbaik, tetapi jadikanlah penyemangat untuk memberi yang terbaik bagi seluruh masyarakat.