
Peluang News, Jakarta – Otoritas Jasa Keuangan (OJK) resmi menerbitkan Laporan Surveillance Perbankan Indonesia (LSPI) Triwulan IV-2023.
Kepala Departemen Literasi, Inklusi Keuangan, dan Komunikasi OJK, Aman Santosa mengatakan, laporan itu meliputi analisis kondisi perekonomian global dan domestik serta kaitannya dengan perkembangan kinerja, penyaluran kredit dan atau pembiayaan, serta profil risiko yang dihadapi oleh para perbankan.
“Jadi, laporan ini mencakup kebijakan dari perbankan yang diterbitkan oleh OJK pada periode laporan, perkembangan kelembagaan perbankan, serta koordinasi antarlembaga terkait perbankan,” ujar Aman Santosa dalam keterangannya, Kamis (28/3/2024).
“Selain itu, pada periode laporan ini juga terdapat pembahasan khusus mengenai peluang ekspansi bisnis perbankan di masa transisi menuju ekonomi rendah karbon,” lanjutnya.
Sesuai dengan kondisi di beberapa negara yang masih cukup resilien, seperti di Amerika Serikat (AS) dan negara emerging markets, International Monetary Fund (IMF) dalam World Economic Outlook (WEO) Januari 2024, pertumbuhan ekonomi global tahun 2023 dan tahun 2024 diproyeksi tumbuh stabil sebesar 3,1 persen year or year (yoy).
Dalam laporan ini, ekonomi Indonesia disebut mampu tumbuh kuat dan ketidakpastian pasar keuangan global pada akhir 2023 juga dinilai cukup mereda.
Hal ini dipengaruhi oleh adanya kejelasan stance kebijakan moneter bank sentral beberapa negara utama, salah satunya yaitu bank sentral AS atau The Fed, untuk mempertahankan suku bunga acuannya lebih lama (high for longer), sejalan dengan tingkat inflasi yang masih belum mencapai target meski cenderung melandai.
“Meskipun demikian, tetap perlu diperhatikan faktor risiko antara lain perkembangan konflik geopolitik di Timur Tengah dan Ukraina serta gangguan jalur perdagangan di Laut Merah yang berpotensi memicu peningkatan harga komoditas dan inflasi ke depan,” katanya.
Aman menjelaskan, di tengah perkembangan global tersebut, pada triwulan IV-2023 ekonomi domestik mampu tumbuh kuat sebesar 5,04 persen (yoy). Nilai ini meningkat dari 4,94 persen (yoy) pada triwulan III-2023, atau tumbuh sekitar 5,05 persen (yoy) untuk keseluruhan tahun 2023.
“Pertumbuhan ini didorong oleh konsumsi yang masih cukup solid sejalan momentum Natal dan Tahun Baru (Nataru) dan persiapan pemilihan umum (pemilu) 2024,” ucapnya.
Selain itu, pertumbuhan juga didorong oleh adanya investasi yang sejalan keberlanjutan pembangunan infrastruktur, yang salah satunya yaitu pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN).
“Bahkan, pertumbuhan ekonomi yang didorong oleh konsumsi masyarakat juga sejalan dengan pertumbuhan kredit produktif di sektor-sektor terkait,” jelas AmN.
“Yang di antaranya yaitu sektor perdagangan besar dan eceran, transportasi, pergudangan dan komunikasi, serta penyediaan akomodasi dan makan minum, yang mengalami peningkatan pertumbuhan secara year on year (yoy) pada Desember 2023,” sambungnya.