
Peluang News, Jakarta – Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) melakukan penerapan uji coba terhadap penggunaan bahan bakar biodiesel B40 pada transportasi kereta api.
Adapun uji coba perdana ini dilakukan di Stasiun Lempuyangan, Yogyakarta, dengan menggunakan kereta apu Bogowonto dengan relasi Yogyakarta-Pasar Senen, pada Senin (22/7/2024).
Direktur Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE) Kementerian ESDM, Eniya Listiani Dewi menyampaikan, tujuan dari uji coba ini ialah untuk menguji ketahanan genset KA Bogowonto selama 1.200 jam.
“Dengan waktu perkiraan satu kali pulang-pergi (PP) kereta api Bogowonto dari Lempuyangan ke Pasar Senen 22 jam, maka diperkirakan akan membutuhkan 50 kali PP atau sekitar dua bulan untuk mencapai hasil tersebut,” kata Eniya dalam keterangan resminya, Selasa (23/7/2024).
“Kami berharap agar semua uji penggunaan bisa ini bisa selesai di Desember sehingga penggunaan B40 secara penuh bisa dilakukan pada tahun 2025,” sambungnya.
Lebih lanjut, Eniya menerangkan bahwa melalui program B40 tersebut, pemerintah berkomitmen untuk terus meningkatkan adopsi biodiesel berbasis kelapa sawit di berbagai jenis kendaraan.
“Setelah penggunaan B40 di industri mobil empat tahun lalu, uji coba berikutnya pada tahun 2024 akan berfokus pada alat pertanian (alsintan) dan industri perkeretapaian di Indonesia,” ucapnya.
Untuk selanjutnya, kata Eniya, akan ada industri pertambangan dan alat berat, serta alat perkapalan dan pembangkit listrik lainnya yang akan dimulai dalam waktu dekat di Balikpapan, Kalimantan Timur (Kaltim).
Eniya meyakini, ke depannya penggunaan B40 ini bisa semakin meningkatkan penghematan devisa negara dari pengurangan impor solar dibandingkan dengan biodiesel sebelumnya, yaitu B35.
Menurutnya, peningkatan pemakaian biodiesel ini nantinya juga akan semakin menurunkan emisi karbon di tanah air.
Pada 2023 lalu, penghematan devisa dari penggunaan B35 pada sektor otomotif dan non-otomotif tercatat mencapai Rp122 triliun.
“Dengan demikian, maka tahun depan sudah beralih ke B40, maka penghematannya bisa mencapai sekitar 9 miliar dolar AS atau sekitar Rp144 triliun,” ujarnya.
Sementara itu, Vice President of Logistics PT KAI, Suryawan Putra Hia menyebutkan, PT KAI saat ini menggunakan 300 juta liter bahan bakar B35.
Ia menjelaskan, performa mesin kereta api selama pemakaian sejauh ini tidak mengalami kendala atau permasalahan.
Oleh karena itu, ia meyakini atau optimistis bahwa peralihan dari B35 ke B40 nantinya pasti akan berjalan baik dan lancar.