Peluang, Jakarta – Untuk mendorong pertumbuhan ekonomi nasional, pemerintah mengalokasikan anggaran stimulus bagi Sektor usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) dan menyokong kelompok paling rentan sebesar 40% terhadap porsi APBN 2023, agar mampu untuk terus meningkatkan produktivitas dan kualitasnya.
“Dari sisi belanja, kita jaga untuk tetap steady. APBN yang bekerja ekstra keras, pertumbuhan belanjanya terus tumbuh hingga 10-11%. Namun, saya pastikan sebagian sangat besar belanja ini adalah untuk menyokong kelompok masyarakat paling rentan 40% perekonomian lemah dan juga UMKM. Ini fokus kita,” terang Menteri Keuangan (Menkeu) dalam keterangannya, Sabtu (28/1/2023).
Memasuki di 2023 ini, Menkeu mengatakan, bahwa jumlah subsidi Kredit Usaha Rakyat (KUR) ditingkatkan hingga Rp415 triliun. Selain itu, belanja untuk UMKM juga meningkat hingga Rp45,8 triliun. “Ini merupakan upaya untuk memperkuat UMKM tidak hanya secara kuantitas namun juga kualitas dan daya saingnya,” jelas Sri.
Menkeu menjelaskan, perbankan termasuk BRI seharusnya memiliki peran bukan hanya sebagai pihak pemberi pinjaman kepada para pelaku UMKM, namun juga memberdayakan para pelaku UMKM tersebut agar mampu untuk terus meningkatkan produktivitas dan kualitasnya.
“Saya harap BRI mampu berperan menjadi mitra pemerintah. Untuk menjaga indikator kualitas UMKM terus meningkat. Ini butuh afirmasi dan komitmen yang kuat dari seluruh pihak,” ucap Menkeu Sri.
Lebih lanjut Menkeu menyampaikan, di saat banyak negara perekonomiannya terpukul keras oleh kombinasi multi-krisis selama dua tahun belakang ini, namun perekonomian Indonesia masih tetap dalam kondisi yang relatif baik (relatively in a good shape) dan resilien.“Beberapa sektor terbukti yang cukup resilien diantaranya adalah sektor telekomunikasi, kesehatan, hingga perdagangan. Hal ini ditunjukkan dengan penerimaan negara yang tumbuh hingga 30% pada tahun 2022 lalu,” pungkasnya. (alb)