octa vaganza

Penyaluran Kredit, BNI Bidik Perusahaan Blue Chip

Jakarta (Peluang) : Pertumbuhan segmen korporasi memberikan multiplier effect terhadap ekonomi dan menghasilkan portofolio bisnis yang berkelanjutan bagi perseroan. 

Direktur Corporate & International Banking BNI, Silvano Rumantir mengatakan, perseroan membidik perusahaan blue chip sektor barang konsumen bergerak cepat hingga telekomonikasi pada semester II-2022.

Hal ini menurutnya, sejalan dengan kebijakan strategis yang telah diterapkan dalam rencana bisnis bank (RBB) dengan kebijakan manajemen risiko yang prudent.  “Sektor ini memiliki pertumbuhan besar,” kata Silvano di Jakarta, Kamis (8/9/2022).

Apalagi menurutnya, pertumbuhan segmen korporasi memberikan multiplier effect terhadap ekonomi dan dalam jangka panjang serta dapat menghasilkan portofolio bisnis yang berkelanjutan bagi perseroan.  

“Terkait tactical portfolio allocation, kami melihat sektor FMCG, telekomunikasi, dan kesehatan sebagai sektor yang defensif dari sisi risiko, namun memiliki potensi pertumbuhan yang besar,” ujar Silvano.

Ia mengatakan, perseroan berupaya menjaga pertumbuhan kredit hingga akhir tahun 2022 berada di kisaran 7-10 persen. Dengan segmen korporasi menjadi salah satu motor pertumbuhan. Pada semester I-2022, perseroaan mencatatkan outstanding kredit korporasi sebesar Rp 311,2 triliun atau naik 8,28 persen secara tahunan (year on year/yoy).

“Terutama didorong oleh pertumbuhan segmen korporasi blue chip. Dan penyaluran kredit korporasi BNI selama semesterl II-2022 merupakan yang tertinggi pasca pandemi Covid-19,” jelasnya.

Sedangkan yang menjadi tantangan bagi perseroan dalam penyaluran kredit korporasi pada sisa 2022 adalah kondisi ekonomi global yang tidak stabil, yang berdampak pada perekonomian di Indonesia salah satunya kenaikkan harga bahan bakar minyak (BBM). Kendati demikian, Silvano optimis kredit korporasi tetap tumbuh pada semester II 2022.

“Kami perlu waspada terhadap perkembangan ekonomi global yang mulai berimbas ke Indonesia, terutama dari sisi volatilitas nilai tukar dan imported inflation mulai terlihat produk BBM,” ujar Silvano.

Ia menyatakan bahwa perseroan masih banyak peluang yang dapat digarap segmen korporasi.  Pertumbuhan domestic consumption yang relatif kuat akan mendorong perusahaan berbagai sektor untuk melakukan ekspansi bisnis. Hal initercermin dari indicator PMI (Purchasing Managers’ Index) yang berada di atas angka 50.

Ini artinya menurut Silvano, secara umum perusahaan dalam fase ekspansi, perseroan juga akan fokus dalam memenuhi kebutuhan bisnis nasabah korporasi yang telah Go Global. “BNI tidak sekadar menawarkan solusi yang plain vanilla, tapi juga solusi yang lebih kompleks dengan kapabilitas Investment Banking terus ditingkatkan,” jelasnya.

Guna menciptakan skala ekonomi, menurutnya, solusi komprehensif seperti payment dan collection, supply chain financing, trade finance, garansi bank, dan remitansi, juga siap diberikan melalui platform Digital BNI Direct bagi nasabah korporasi beserta value chain-nya.

“Ekspansi perseroan bisnis internasional, salah satu area yang akan kami explore untuk mengoptimalkan jaringan global yang telah kami miliki dan diharapkan memberi lebih banyak revenue bagi BNI,” pungkas Silvano. (s1).

Exit mobile version