hayed consulting
hayed consulting
octa vaganza

Penuhi Target Digitalisasi Realtime 25 Provinsi

Terus berbenah untuk jadi yang terbaik, Koperasi Simpan Pinjam Makmur Mandiri sukses terapkan digitalisasi real time di 188 kantor cabang yang tersebar di 25 provinsi.

Memberikan yang terbaik kepada anggota. Itulah tekad yang dicanangkan Tumbur Naibaho selaku pimpinan KSP Makmur Mandiri (KMM). Hal itu dibuktikannya dengan mewujudkan transaksi digitalisasi realtime di 188 kantor cabang KMM di 25 provinsi. “Per September ini sebanyak 188 kantor cabang sudah digitalisasi realtime, kami upayakan akhir tahun ini Sebagian besar anggota yang kini berjumlah 112 ribu orang makin terbiasa menggunakan Makmur Mandiri Mobile,” ujarnya.

Sejak menggelar RAT tahun lalu, KMM dalam program 2024 bertekad mewujudkan sistem layanan cepat, mudah, kapan dan di mana saja tanpa harus datang ke kantor pelayanan. Langkah tersebut dinilai mendesak mengingat sudah lebih dari 24 ribu anggota makin melek transaksi online.

Pokoknya, tegas Tumbur, anggota sudah harus menikmati layanan cepat dimana hari ini pinjam, hari ini juga cair dan hari ini juga bisa lihat prosesnya di Makmur Mandiri Mobile. Tumbur ingin pelayanan di KMM setara bank di mana anggota mendapatkan kemudahan bertransaksi. Lantaran itu, imbuhnya, KMM ngebut untuk wujudkan pelayanan realtime online.

Dengan sudah terpasangnya digitalisasi realtime di 188 kantor cabang, tidak hanya memanjakan anggota dengan layanan mudah dan cepat, pihak manajemen juga lebih mudah untuk monitoring dan pengawasan operasional kantor-kantor cabang. Selain itu, data dan informasi semakin mudah didapatkan untuk alat Managemen/ Pengelola dalam mengevaluasi kinerja dan membuat terobosan untuk mencapai target sesuai yang ditetapkan pada RAT.

Dengan Digitalisasi realtime dan Makmur Mandiri Mobile, anggota diharapkan semakin nyaman menyimpan dananya untuk dikelola dengan baik oleh KMM. Per akhir Juli 2024, KMM membukukan aset Rp1,252 triliun, pinjaman beredar Rp938,881 miliar dan dengan anggota 108.762 orang.

Diakui kemajuan dicapai KMM tidak lepas dari pengawasan dan pembinaan dari pemerintah. Hal itu misalnya terlihat dari kemudahan KMM mengakses dana bergulir dalam jumlah lumayan besar. Dukungan tersebut, kata Tumbur menjadi modal besar bagi KMM yang tengah mematok target KSP terbaik di 2030. Itu sebabnya, selain digitalisasi juga terus diupayakan penambahan kantor cabang di berbagai daerah di Tanah Air.

Tetapi yang juga penting adalah dukungan regulasi yang hingga saat ini dirasakan belum memihak kelancaran usaha koperasi.

Menurut Tumbur, regulasi dari pemerintah penting, karena jadi penentu keberlanjutan usaha KMM. Ambil contoh dari sisi Penilaian Kesehatan (Penkes) tentu sangat mendesak karena partisipasi anggota semakin tinggi manakala mereka tahu bahwa koperasinya mendapat penilaian yang positif dari pemerintah.

Dikatakan, jika melihat roadmap KMM 2030, tahun 2024 ini seyogianya sudah menambah 7 kantor cabang lagi, namun lantaran belum terbitnya Penkes, target tersebut belum bisa dilaksanakan. Bagi Tumbur, tidak masalah apapun hasil dari penilaian Penkes asal dapat segera diterbitkan. Namun demikian, KMM tak hendak mandeg hanya lantaran Penkes. KMM akan terus memacu kinerja guna mencapai pertumbuhan anggota hingga 120 ribu orang tahun ini dan SHU Rp30 miliar. (Irm)

pasang iklan di sini