
Peluangnews, Jakarta – Pada September 2023, hasil Survei Penjualan Eceran (SPE) Bank Indonesia mengindikasikan kinerja penjualan eceran meningkat secara tahunan namun terkontraksi secara bulanan.
“Indeks Peniualan Ril (IPR) September 2023 tercatat sebesar 201,1, atau secara tahunan tumbuh 1,5% (yoy), meningkat dari 1,1% (yoy) pada Agustus 2023,” kata Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi Bank Indonesia, Erwin Haryono, kepada wartawan, Kamis (9/11/2023).
Berdasarkan kelompok komoditas, tetap kuatnya kinerja penjualan eceran didorong oleh Subkelompok Sandang (13,6%, yoy), Kelompok Suku Cadang dan Aksesori (11,5%, yoy), serta Bahan Bakar Kendaraan Bermotor (9,9%, yoy) yang tumbuh lebih tinggi.
Sementara itu, Kelompok Makanan, Minuman, dan Tembakau tercatat tetap kuat meski melambat sebesar 2,3% (yoy).
Secara bulanan, kinerja penjualan eceran pada September 2023 dindikasikan berada dalam fase kontraksi sebesar 1,5% (mtm), setelah bulan sebelumnya tumbuh 0,4% (mtm).
“Sebagian besar kelompok tercatat berada pada fase kontraksi, terdalam terjadi pada Subkelompok Sandang (-3,7%, mtm),” kata Erwin.
Selain itu, kelompok lain yang tercatat turn lebih dalam antara lain Bahan Bakar Kendaraan Bermotor (-2,2%, mtm), dikuti Suku Cadang dan Aksesori serta Makanan, Minuman, dan Tembakau yang keduanya turun sebesar -1,6% (mtm) akibat penurunan permintaan dalam negeri dan kendala distribusi (khusus BBM Kendaraan Bermotor).
Prakiraan Penjualan Riil Oktober 2023
Kinerja penjualan eceran pada Oktober 2023 diprakirakan meningkat dan kembali berada pada fase ekspansi baik secara tahunan maupun bulanan.
Hal tersebut tecermin dari IPR Oktober 2023 yang tercatat sebesar 206,3 atau secara tahunan tumbuh 1,8% (yoy), meningkat dari pertumbuhan 1,5% (yoy) pada September 2023.
Berdasarkan kelompoknya, peningkatan kinerja penjualan eceran tersebut didorong oleh Perlengkapan Rumah Tangga Lainnya (5,0%, yoy), Suku Cadang dan Perlengkapannya (12%, yoy), serta Makanan, Minuman, dan Tembakau (2,6%, yoy).
Secara bulanan, kinerja penjualan eceran pada Oktober 2023 diprakirakan meningkat 2,6% (mtm), lebih baik setelah sebelumnya terkontraksi 1,5% (mtm) pada September 2023.
Beberapa kelompok tercatat meningkat terutama Makanan, Minuman, dan Tembakau (3,2%, mtm) dan Perlengkapan Rumah Tangga Lainnya (1,2%, mtm) sejalan dengan peningkatan permintaan dalam negeri, persiapan HBKN Natal dan kelancaran distribusi.
Sementara itu, Subkelompok Sandang (-0,4%, mtm) dan Kelompok Suku Cadang dan Aksesori (-0,8%, mtm) tercatat membaik meski mash berada pada fase kontraksi.
Pada triwulan III-2023, kinerja penjualan eceran dindikasikan tetap tumbuh meski melambat. Indeks Penjualan Eceran triwulan III-2023 tercatat tumbuh 1,4% (yoy), melambat daripada triwulan sebelumnya yang tumbuh 1,6% (yoy).
Kelompok yang tercatat masih tumbuh meski melambat yaitu Makanan, Minuman, dan Tembakau (3,5%, yoy) dan Subkelompok Sandang (9,4%, yoy).
Secara spasial, pada September 2023, penjualan eceran tetap tumbuh meski melambat secara tahunan, dan terkontraksi secara bulanan di sebagian besar kota cakupan survei.
Secara tahunan, sebagian kota tercatat tetap tumbul lebih tinggi, utamanya Jakarta (15,2%, yoy), Medan (45,2%, yoy), dan Denpasar (9,8%, yoy). Di sisi lain, kota yang tercatat tumbuh melambat yaitu Makassar (11,6%, yoy).
Secara bulanan, kinerja penjualan eceran tercatat berada pada fase kontraksi, terdalam di Surabaya (-3,8%, mtm), dikuti Manado (-2,5%, mtm) dan Banjarmasin (-2,4%, mtm).
Pada Oktober 2023, penjualan eceran diprakirakan tumbuh meningkat baik secara tahunan maupun secara bulanan pada beberapa kota cakupan survei.
Secara tahunan, kota yang tercatat terakselerasi yaitu Surabaya (2,0%, yoy) dan Banjarmasin (3,6%, yoy).
Sementara itu, kota yang tercatat tetap tumbuh meski melambat yaitu Jakarta (13,3%, yoy), Medan (43,3%, yoy), dan Makassar (10,0%, yoy). Secara bulanan, mayoritas kota tercatat meningkat dan keluar dari fase kontraksi dengan peningkatan tertinggi di Banjarmasin (6,5%, mtm), Surabaya dan Makassar yang keduanya tumbuh sebesar 2,9% (mtm).
Baca Juga:
Responden memprakirakan penjualan meningkat pada Desember 2023 dan Mart 2024 (3 dan 6 bulan yad). Indeks Ekspektasi Penjualan (IEP) Desember 2023 dan Maret 2024 masing-masing tercatat sebesar 150,6 dan 134,5, lebih tinggi daripada IEP pada bulan sebelumnya yang masing-masing sebesar 136,6 dan 122,4.
Peningkatan IEP Desember 2023 diprakirakan sejalan dengan peningkatan permintaan masyarakat akibat HBKN Natal, libur akhir tahun dan tahun ajaran baru.
Sementara peningkatan IEP Mart 2024 diprakirakan sejalan dengan masunya bulan Ramadan, strategi program diskon yang dilakukan oleh responden serta didukung kelancaran distribusi barang.
Dari sisi harga, tekanan inflasi pada Desember 2023 dan Maret 2024 (3 dan 6 bulan yad) diprakirakan meningkat. Hal ini dindikasikan oleh Indeks Ekspektasi Harga Umum (IEH) Desember 2023 dan Maret 2024 masing-masing sebesar 131,2 dan 133,0, lebih tinggi daripada IEH bulan sebelumnya yang masing-masing sebesar 119,9 dan 129,7.
“Responden menginformasikan peningkatan tersebut didorong oleh kenaikan harga seiring dengan periode HBKN (Natal), libur akhir tahun dan sekolah, serta momentum bulan Ramadan 2024,” kata Erwin. (Aji)