Site icon Peluang News

Penjahat Siber Kian Canggih dan Sabar, Ini Tips dari BCA

Ilustrasi-Foto: Medium.

JAKARTA—Korban kejahatan siber kerap bertanya  bagaimana bisa para pelaku kejahatan mengetahui tempat dan tanggal lahirnya, nama ibunya, serta data pribadi lainnya, untuk bisa mengakses rekeningnya  untuk kejahatan.

Senior Vice President Enterprise Security BCA Lily Wongso menyampaikan para hacker diam-diam sudah mengamati calon korbannya dengan mengikuti gaya hidupnya. Penjahat siber itu tidak sendiri, mereka juga bisa menyusupkan orangnya sebagai SPG.

“Kejahatan siber sekarang sudah merupakan sindikasi.  Korban ketika bayar di restoran dengan kartu tak sadar bahwa passwordnya diintip dan dihapal. Untuk itu ketika membayar menggunakan kartu juga harus ditutup dengan jari,” ungkap Lily dalam webinar “Kenali & Waspada Ancaman Cyber Crime Bagi Usaha Anda” yang digelar BCA, Kamis (2/9/21).

Lily juga menyebut bahwa korban tidak menyadari ketika berada di ruang publik seperti kafe, mengakses wifi palsu yang sebetulnya adalah perangkat yang dipasang.  Pelaku kejahatan dengan sabar menunggu calon korbannya melakukan transaksi keuangan digital. 

“Kalau bertansaksi gunakan VPN berbayar ketika harus dilakukan di ruang publik,” tambah dia.

Dia menganjurkan untuk menjaga kerhasian data priadi seperti nomor kartu ATM/debet, PIN, kode, OTP, untuk diberikan kepada siapaun sekalipun pihak bank.  Data pribadi seperti ini ibarat kunci rumah yang tidak boleh diberikan.

“Password harus kerap diupdate. Gunakan kombinasi seperti huruf besar, kecil, angka dan sebagainya. Kalau agar mudah diingat gunakan kisah atau cerita yang diketahui Anda sendiri, itu sudah banyak karakter hingga sulit dibobol,” paparnya, seraya mengtakan untuk tidak mengklik sembarangan attachament dari email yang tidak dikenal.

Pelaku juga mengiming-imingi hadiah atau investasi, mengaku dari pihak BCA. Nomor telepon yang disertakan mengiktuti nomor BCA atau membeirkan link ketika dibuka seperti website BCA tapi bentuknya berantakan dena meminta calon kkorban menyebutkan, mngisi nomor kartu ATM, DEBIT, pin, OTP.

Sementara pada kesempatan yang sama Executive Vice President Center of Digital BCA Wani Sabu menuturkan BCA mengantisipasi setiap ada laporan masuk.  Nomor rekening pelaku diblokr dan diblacklist di setiap cabang BCA.  

Wani mengingatkan masyarakat umum, khususnya nasabah BCA untuk tidak meminjamkan nomro rekening ke orang lain sembarangan. Sebab bisa jdi nomro itu jaid mule account yang digunakan untuk melakukan kejahatan.

Pelaku kejahatan juga menggunakan e-KTP orang lain, seperti meminjam e-KTP tukang parkir atau orang yang malah tidak pernah berhubungan dnegan bak untuk membuat nomor rekening denan iming-iming uang.

“Ada juga modus menggunakan struk palsu untuk belanja daring dan ketika diperiksa uang tidak ada di ATM padahal barang sudah dikirim.  Untuk itu sebaliknya sebelum mengirim barang, lihat dulu di ATM uang masuk atau tidak,” saran Wani.

Dia juga mengungkapkan BCA bekerja sama dengan Kementerian Kominfo dan kepolisian. Faktanya, setiap hari terdapat 20 hingga 30 akun plasu. Begitu diblikir, besoknya buat lagi (van).   

Exit mobile version