
Peluang News, Jakarta – Peralihan tugas pengaturan dan pengawasan aset keuangan digital, termasuk aset kripto dan derivatif keuangan, dari Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (Bappebti) ke Otoritas Jasa Keuangan (OJK) telah resmi dilakukan. Proses ini diumumkan dalam siaran pers bersama oleh Bappebti dan Kementerian Perdagangan pada tanggal 10 Januari 2025
Rincian Peralihan Tugas
- Aset Keuangan Digital (AKD): Tugas yang dialihkan mencakup seluruh aspek pengaturan dan pengawasan terhadap AKD, yang meliputi aset kripto dan instrumen derivatif di pasar modal.
- Regulasi Baru: OJK berencana untuk mengembangkan regulasi baru yang akan mengatur perdagangan dan pengawasan aset keuangan digital, yang diharapkan dapat memberikan perlindungan lebih baik bagi investor dan meningkatkan integritas pasar.
- Tujuan Peralihan: Langkah ini bertujuan untuk memperkuat pengawasan dan menciptakan kerangka regulasi yang lebih komprehensif untuk sektor keuangan digital, seiring dengan pertumbuhan pesat dalam penggunaan aset kripto di
Indonesia
Dengan peralihan ini, OJK kini memiliki tanggung jawab penuh dalam mengawasi dan mengatur aktivitas terkait aset keuangan digital, yang diharapkan dapat meningkatkan transparansi dan kepercayaan.
Dampak Peralihan Pengawasan Dari Bappebti ke OJK
Peralihan pengawasan aset keuangan digital, termasuk aset kripto dan derivatif keuangan, dari Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (Bappebti) ke Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan Bank Indonesia (BI) membawa beberapa dampak signifikan bagi industri dan pasar keuangan di Indonesia.
Dampak Positif
1. Kepastian Hukum: Pengalihan ini bertujuan untuk memberikan kepastian hukum yang lebih baik bagi sektor keuangan digital. Dengan regulasi yang lebih jelas, diharapkan akan meningkatkan kepercayaan investor dan pelaku pasar terhadap aset kripto
2. Perluasan Cakupan Pengawasan: Di bawah OJK, pengawasan tidak hanya terbatas pada aspek perdagangan tetapi juga mencakup pengembangan produk, layanan, dan risiko sistemik. Ini memungkinkan pendekatan yang lebih komprehensif dalam pengaturan aset kripto.
3. Integrasi dengan Sektor Keuangan Lainnya: OJK memiliki pengalaman dalam mengatur sektor keuangan yang lebih luas, sehingga dapat membantu dalam integrasi aset kripto dengan instrumen keuangan lainnya, memperkuat stabilitas sistem keuangan secara keseluruhan.
4. Peningkatan Literasi Masyarakat: OJK berencana untuk meningkatkan literasi masyarakat mengenai aset digital, yang dapat membantu konsumen memahami risiko dan manfaat dari berinvestasi dalam aset kripto
Tantangan yang Dihadapi
1. Adaptasi Regulasi: Perubahan dari pengaturan komoditas menjadi instrumen keuangan memerlukan penyesuaian dalam regulasi dan praktik pengawasan. Hal ini bisa menjadi tantangan bagi OJK untuk menerapkan pendekatan baru.
2. Infrastruktur Pengawasan: Membangun infrastruktur pengawasan yang efektif untuk mengawasi aset digital membutuhkan waktu dan sumber daya. Koordinasi antara Bappebti, OJK, dan BI juga penting untuk memastikan transisi
yang mulus.
Secara keseluruhan, peralihan ini diharapkan dapat membawa manfaat jangka panjang bagi sektor keuangan digital di Indonesia, meskipun tantangan dalam implementasinya perlu diatasi dengan baik.
PT. Octa Investama Berjangka (OIB) menyediakan pelatihan tanpa dikenakan biaya, untuk mempelajari peluang-peluang yang ada di pasar uang, indek saham luar negeri dan pasar komoditas. Di samping itu, Anda akan mendapatkan akun demo yang dapat digunakan untuk latihan bertransaksi terhadap produk tersebut di atas secara live.
OIB merupakan perusahaan yang resmi terdaftar di Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (BAPPEBTI). Kunjungi website kami untuk informasi lebih lanjut: octa.co.id
Disclaimer : Transaksi Perdagangan berjangka komoditi atau trading derivative memiliki potensi keuntungan dan risiko kerugian yang tinggi.