Berita  

Pengamat: Program MBG Berpotensi Bentuk Ekosistem Ekonomi Baru di Indonesia

BGN Raih Prioritas Anggaran Tertinggi di 2026
Ilustrasi: Program makan bergizi gratis/Dok. Ist

PeluangNews, Jakarta – Pengamat ekonomi dari Universitas Gadjah Mada (UGM) Prof. Tumiran menilai, progam Makan BergIzi Gratis Presiden Prabowo Subianto memiliki dampak ekonomi yang luas, tidak hanya pada kesehatan anak-anak tetapi juga penciptaan lapangan kerja dan pertumbuhan industri dalam negeri.

Tumiran mengatakan MBG berpotensi membentuk ekosistem ekonomi baru di Indonesia.

“Program ini bukan hanya soal makanan bergizi, tapi harus dilihat sebagai pemicu tumbuhnya ekonomi baru. Kita harus dukung Presiden Prabowo dalam mendorong pertumbuhan ekonomi nasional,” kata Tumiran, Minggu (25/5/2025).

Namun, dia mengaku prihatin terhadap kebijakan Kementerian Perdagangan yang berencana membuka jalur impor food tray tanpa memerlukan izin.

Kebijakan ini dianggap bertentangan dengan upaya untuk mencapai kemandirian ekonomi. Sementara itu, industri domestik telah mampu memproduksi sebanyak 82 juta food tray untuk mendukung program tersebut.

“Jangan sampai kebijakan impor malah melemahkan industri lokal yang sudah siap,” ujar Tumiran.

Menurut dia, pelaksanaan program MBG memerlukan rantai pasok yang luas mulai dari penyediaan bahan pangan, alat masak, hingga peralatan penyajian seperti food tray dan perlengkapan makan lainnya.

Jika seluruh kebutuhan tersebut dipenuhi oleh industri dalam negeri, katanya, maka akan tercipta banyak lapangan kerja baru, terutama di tengah meningkatnya angka pemutusan hubungan kerja (PHK).

“Ini peluang nyata untuk menyerap tenaga kerja lokal. Petani, produsen karton, plastik, sendok, dan tisu akan tumbuh jika diprioritaskan dalam program ini,” kata Tumiran.

Dia mengkritisi kebijakan Kementerian Perdagangan yang membuka jalur impor food tray tanpa izin. Langkah tersebut dapat melemahkan industri nasional yang saat ini telah mampu memproduksi 82 juta unit food tray.

“Jangan sampai kebijakan impor justru melemahkan industri lokal yang sudah siap mendukung program ini,” ujarnya, menandaskan.

Tumiran mengaku Ilmendorong adanya sinergi yang kuat antara Kementerian Perindustrian dan Kementerian Ketenagakerjaan dalam memaksimalkan potensi ekonomi dari program MBG.

Karena itu, dia menekankan pentingnya kebijakan yang konsisten dan berpihak pada produksi dalam negeri agar manfaat ekonomi dari program ini bisa dirasakan secara luas.

“Kalau semua kebutuhan program MBG disuplai oleh industri lokal, maka efek ekonominya akan sangat besar dan merata,” tutur pengamat ekonomi itu. []

Exit mobile version