hayed consulting
hayed consulting
octa vaganza

Pengamat Apresiasi Kreativitas BI untuk SRBI akan Menjaga Stabilisasi Rupiah

Peluangnews, Jakarta – Praktisi pasar modal Hasan Zein Mahmud mengatakan kreativitas Bank Indonesia (BI) dalam menciptakan instrumen pasar terbuka, layak mendapat apresiasi. Dengan BI memanfaatkan SBN (Surat Berharga Negara) dalam neracanya, yang naik tajam akibat program burden sharing saat Covid-19, dengan menjadikannya sebagai back up Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI).

“Pertama, saya ingin sampaikan, dengan mengatakan berulang-ulang kalimat ini: Betapa buruk dan tidak adilnya dominasi peran USD dalam tata perekonomian global,” kata Hasan Zein, dalam keterangan tertulisnya, yang dikutip pada Senin (28/8/2023).

Hasan melihat Bank Sentral AS The Fed nampaknya hanya bertumpu pada dua senjata, yakin mengendalikan inflasi dan kesempatan kerja. Oleh karena Quantitative Easing / Tapering dan Federal Fund Rate, pasar Keuangan global bergoncang setiap kali ada kebijakan yang tajam yang diambil The Fed.

Inflasi AS memang melandai. Tapi masih jauh di atas target The Fed yang ingin sebesar 2%. Tingkat suku bunga tinggi AS tampaknya belum akan berhenti.

Menurut Hasan, memang upaya mempertahankan stabilitas rupiah menjadi pekerjaan yang menyita waktu, pemikiran, juga cadangan devisa. Belum lagi imbal hasil SBN harus dinaikkan bila tidak ingin pergerakan arus keluar modal dari investasi portfolio. Biaya dana juga akan terkerek naik dan kinerja dunia usaha dan ekonomi akan tertekan.

“Dalam konteks itu, saya sependapat Indonesia bergabung ke dalam BRICS sembari memperluas perjanjian penyelesaian transaksi bilateral,” kata Hasan.

SRBI diluncurkan BI sebagai instrumen baru tambahan, untuk melengkapi lindung nilai Domestic Non Deliverable Forward (DNDF), Sertifikat Bank Indonesia (SBI), Reverse Repo dan Day Reverse Repo Rate (BI7DRR), dalam rangka mengendalikan likuiditas (kontraksi), menjaga nilai tukar dan peluang menaikkan cadangan devisa dengan dibukanya pintu masuk bagi pemodal asing untuk membeli SRBI.

“Agar menarik, SRBI, yang diterbitkan dalam denominasi rupiah, harus tradable, bisa diperdagangkan dan dipindah-tangankan. Selain itu, imbal hasil (yield) harus dibuat sedikit lebih tinggi dari yield SBN. Dengan demikian SRBI merupakan tambahan pos beban biaya bagi BI,” kata Hasan.

Semakin beragam alat moneter BI akan memperkaya instrumen pasar uang yang tersedia dan memperdalam sektor finansial. Tingkat bunga acuan Day Reverse Repo Rate (DRR) sebagai alat stabilisasi rupiah dapat ditempatkan menjadi senjata pamungkas.

“Penggunaaan alat moneter yang satu ini berdampak langsung terhadap pertumbuhan ekonomi. Semoga menjadi otot tambahan bagi rupiah menghadapi ketidak pastian globa,” kata Hasan.

Sebelumnya pada konferensi pers hasil Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia (RDG BI), Gubernur BI Perry Warjiyo mengatakan Bank Indonesia (BI) menerbitkan Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI) yang merupakan bagian dari operasi moneter di tengah gejolak pasar keuangan global yang terjadi

“Sebagai instrumen operasi moneter kontraksi yang pro market dalam rangka memperkuat upaya pendalaman pasar uang mendukung menarik aliran masuk modal asing dalam bentuk portofolio dan optimalisasi aset SBN sebagai underlying,” kata Perry.

Disebut Sekuritas karena SRBI merupakan sekuritisasi dari SBN yang dimiliki Bank Indonesia. BI memiliki lebih dari Rp1.000 triliun SBN, yang kemudian disekuritisasi dan dijadikan underlying. Adapun SRBI akan diterbitkan dengan tenor pendek sampai 12 bulan. Kebijakan ini akan diimplementasikan pada 15 September 2023.

“SRBI ini sekuritas BI ini yang merupakan sekuritas diterbitkan oleh BI oleh underline asset yang dimiliki BI jangka waktu sampai 12 bulan dan ini diperdagangkan dengan sistem diskonto di pasar sekunder bisa dipindahtangankan bisa dimiliki penduduk atau bukan penduduk,” kata Perry.

SRBI akan memiliki suku bunga menarik. Nantinya, tentu akan dilakukan variable rate tender, dan diperdagangkan di pasar sekunder. Perbankan nantinya bisa mengikuti lelang.

“Yang bisa mengikuti lelang biasanya adalah primary dealer BI. Para eksportir atau investor luar negeri boleh titip untuk bidding kepada BI dan kami variable rate tender,” kata Perry. (Aji)

Baca Juga:IHSG Dibuka Menguat Jelang Hasil RDG Bank Indonesia

pasang iklan di sini