octa vaganza

Pendapatan BLU Melonjak Menjadi Rp55,4 Triliun

Keberadaan BLU selain memudahkan pelayanan kepada masyarakat juga meningkatkan penerimaan negara.

Sepanjang 2018, Badan Layanan Umum (BLU) mencatatkan pertumbuhan pendapatan yang jauh melebihi target. Berdasar data Kementerian Keuangan (Kemenkeu), dari 218 BLU di tingkat pusat dan 1.070 BLU di daerah membukukan pendapatan sebesar Rp55,4 triliun. Padahal, targetnya sebesar Rp43,3 triliun.

Eksistensi BLU tersebar di berbagai sektor untuk memudahkan pelayanan kepada masyarakat. Sebut saja di UMKM ada BLU Lembaga Pengelola Dana Bergulir (LPDB KUMKM) dan Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP) di sektor pendidikan.

Pencapaian pendapatan BLU pada tahun lalu sebenarnya tidak terlalu mengagetkan. Dalam kurun waktu 2013-2017, pendapatan BLU tercatat selalu melebihi target yang ditetapkan. Pada 2013, total penerimaan BLU sebesar Rp24,6 triliun dari target Rp23,5 triliun.  Pada 2014, pendapatan naik jadi Rp29,7 triliun dari target Rp20,9 triliun. Tahun 2015, pendapatannya mencapai Rp35,5 triliun dari target Rp23,1 triliun. Pada 2016, sebesar Rp41,9 trilun dan tahun 2017 mencapai Rp47,3 trilun dari target Rp38,5 triliun.

Selama ini, BLU telah memberikan manfaat kepada masyarakat. Ambil contoh, di sektor pendidikan, LPDP telah memberi beasiswa kepada sekitar enam ribu mahasiswa dalam  menuntaskan pendidikan master dan doktoralnya.

Di sektor layanan kesehatan, ada sekitar 35 juta pasien dilayani dengan menggunakan dana BLU. Sementara di sektor UMKM sudah lebih dari  600 ribu pelaku usaha mendapatkan pembiayaan modal dari LPDB KUMKM yang berada di bawah Kementerian Koperasi dan UKM. Oleh karena itu, ke depan kapasitas BLU perlu terus ditingkatkan baik kualitas SDM maupun dukungan teknologi. (kur).

Exit mobile version