JAKARTA—Larangan mudik pada liburan Lebaran lalu membuat para pelaku usaha perhotelan kehilangan pendapatan dengan menurunnya tingkat okupansi hotel yang sudah diprediksi membaik pada kuartal ke 2021.
Sekjen PHRI Maulana Yusran mengatakan, para pelaku perhotelan juga kehilangan momentum liburan sekolah dan juga liburan Natal dan Tahun Baru. Baru meningkat lagi setelah pearangan mudik hilang.
Dalam acara Optimisme Pariwisata di Tengah Pandemi di Jakarta, Rabu (23/6/21), Maulana mengatakan, perkembangan industri perhotelan dan retoran relatif lebih berat ketimbang 2020. Sebab, kondisi pandemi yang sudah berjalan sekitar 1,5 tahun.
Meskipun industri perhotelan dan restoran memang sempat mengalami pertumbuhan 40 persen sampai 50 persen pada akhir 2020, namun belum mampu menutupi biaya operasional hotel.
Maulana menyampaikan, hotel tidak hanya terkait soal okupansi, tapi nilai jual harga per malamnya. Nilai jual harga per malamnya itu justru turun 40 persen.
“Dengan demikian okupansi sampai 50 persen belum bisa menutup biaya operasional mereka tiap bulan,” pungkas dia.