hayed consulting
hayed consulting
octa vaganza

Pencapaian Kinerja 2019 Bukti Model BMI Syariah Kian Bertaji

Kopsyah BMI bersiap menggenjot penetrasi untuk pemerataan ekonomi dengan mendirikan BMI Center diatas lahan seluas 20 hektare. Rencananya kawasan itu akan dijadikan pusat kegiatan ekonomi, pendidikan, relijius dan sosial.

Di Tengah stagnasi perekonomian, Koperasi Syariah Benteng Mikro Indonesia (Kopsyah BMI) terus melaju dengan berorientasi pada pemberdayaan anggota untuk pemerataan ekonomi melalui Model BMI Syariah. Hasilnya, Kopsyah BMI menutup 2019 dengan kinerja yang membanggakan.

“Kami ingin tunjukkan bahwa dengan berkoperasi kita bisa melakukan banyak hal, seperti pengembangan sektor pertanian, peternakan maupun mendirikan pabrik,” kata Presiden  Direktur Kopsyah BMI Kamaruddin Batubara, dalam Rapat Anggota Tahunan (RAT) Tahun Buku 2019 di Spring Club Summarecon, Tangerang, akhir Januari lalu.

RAT bertema “Koperasi untuk Pemberdayaan” itu dihadiri antara lain oleh Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki, Bupati Tangerang Zaki Iskandar, sejumlah kepala Dinas Koperasi UKM di Banten, Koperasi anggota Forum Komunikasi Koperasi Besar Indonesia (Forkom KBI) serta diikuti  oleh 600 anggota perwakilan dari seluruh cabang Kopsyah BMI dan Koperasi Konsumen Benteng Muamalah Indonesia (Kopmen BMI).

Untuk diketahui, Model BMI Syariah memiliki lima pilar pemberdayaan yang meliputi  meliputi ekonomi, pendidikan, kesehatan, sosial, dan spritual. Kelima pilar itu diwujudkan dalam lima instrumen pemberdayaan yaitu sedekah, pinjaman, pembiayaan, tabungan/simpanan dan investasi.

Kamaruddin atau biasa disapa Bara menambahkan, rapor biru kinerja keuangan Kopsyah BMI juga disertai dengan pelaksanaan tanggung jawab sosial koperasi. “Koperasi selain mengejar profit, seharusnya juga menjadi aktor utama untuk berbagi dan tanggap terhadap lingkungan sekitar,” ujar Bara. 

Pilar pemberdayaan sosial salah satunya ditunjukkan dengan partisipasi aktif dalam santunan terhadap para korban bencana alam seperti di Lombok, Palu, Banten dan Lebak. Khusus untuk bencana alam yang terjadi di Banten dan Lebak, Kopsyah BMI melakukan pengapusan utang bagi anggota yang terkena musibah tersebut.

Tanggung jawab sosial lain yang dilakukan salah satu koperasi besar di Indonesia ini antara lain hibah rumah siap huni, penyelenggaraan paket C kepada anak anggota, sumbangan kitab suci Alquran dan sajadah ke masjid-masjid, santunan anak yatim, santunan berobat, santunan pendidikan, santunan dhuafa, dan sunatan massal. Sepanjang 2019, Kopsyah BMI telah menghibahkan rumah siap huni sebanyak 100 unit. Total hibah rumah sebanyak 240 unit sejak program ini diluncurkan.

Kinerja Kopsyah BMI 2019

Konsistensi dalam menerapkan Model BMI Syariah berbuah manis. Sepanjang 2019, kinerja keuangan dan non keuangan bertumbuh positif. Omzet usaha naik sebesar 22,1% menjadi Rp840 miliar dari Rp688,1 miliar. Simpanan naik 24,7% dari Rp203,3 miliar  menjadi Rp253 miliar, dan piutang atau persediaan naik 26,7% menjadi Rp431,1 miliar  dari 2018 senilai Rp340,2 miliar.

Peningkatan simpanan dan piutang mendongkrak naiknya aset sebesar 20,9% menjadi Rp603 miliar dari tahun sebelumya Rp499,3 miliar. Selain itu, Permodalan juga naik 23,1% dari Rp189,9 miliar di 2018 menjadi Rp230 miliar. Naiknya penyaluran pembiayaan turut mendongkak laba bersih setelah pajak sebesar 6,9% dari Rp16,1 miliar menjadi Rp17,2 miliar.

Selain profitabilitas yang menanjak, Kopsyah BMI juga berhasil mendongkrak penyaluran dana kebajikan sebesar 35,5%  menjadi Rp8,4 miliar dibanding Rp6,2 miliar pada tahun sebelumnya.

Penghimpunan dana sosial yang melonjak adalah dana wakaf sebesar 288,2%. Besar dana wakaf yang berhasil dihimpun Kopsyah BMI mencapai Rp6,6 miliar, naik dari Rp1,7 miliar pada tahun sebelumnya.

Meningkatnya penyaluran pembiayaan diiringi dengan tata kelola koperasi yang baik. Ini dibuktikan dengan rasio angka pembiayaan bermasalah (non performing financing/NPF) yang hanya 0,3%. “Ini bukti bahwa koperasi sanggup membiayai sektor produktif di level akar rumput dengan angka NPF yang tetap terjaga,” ujar Bara.

Kiprah Kopsyah BMI baik dalam aspek ekonomi maupun sosial relijius telah meningkatkan kepercayaan masyarakat. Hal ini dibuktikan dengan bertambahnya jumlah anggota sebesar 12,6% dari 144.545 orang menjadi 162.763 orang.

Dihadapan Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki, Kamaruddin  meminta agar pemerintah menyiapkan iklim yang kondusif agar koperasi bisa tumbuh menjadi mandiri.

“Kami harapkan dalam waktu dekat ini pemerintah mengeluarkan regulasi lembaga simpanan yang menerapkan rate yang di luar ketentuan izinnya dicabut dan perlu berdirinya Lembaga Penjamin Simpanan Koperasi,” cetusnya.

Kinerja Diapresiasi

Kinerja Kopsyah BMI yang kinclong mendapat pujian dari Menkop Teten Masduki. Ia menilai Kopsyah BMI adalah salah satu koperasi terbaik yang ada di Indonesia. “Koperasi ini  merupakan kumpulan orang per orang bukan kumpulan modal. Maka kekuatan orang per orang itu dihimpun menjadi sesuatu yang takterbendung lagi,” ujar Menkop.

Tentu bukan hal mudah untuk mencapai pertumbuhan kinerja tersebut. Namun dengan visi yang jelas dan leadership yang kuat Kopsyah BMI telah membuktikan bahwa Koperasi bisa berbicara banyak. Sehingga julukan sebagai sokoguru perekonomian bukan hanya hiasan bibir belaka.

“Pertumbuhan omzet di tengah kondisi ekonomi seperti sekarang merupakan pencapaian yang patut diapresiasi,” tutur Menkop Teten.

Dengan pencapaian tersebut, kata Menkop seharusnya Kopsyah BMI bisa mengakses dana bergulir dari Lembaga Pembiayaan Dana Bergulir (LPDB) sebesar Rp50 miliar. “Ini baru 30 miliar ya, nanti tahun depan bisa naik pak,” kata Menkop Teten.

Apresiasi senada dilontarkan oleh Bupati Tangerang Ahmed Zaki Iskandar. Bupati mengatakan, yang ditunjukan oleh Kopsyah BMI adalah esensi koperasi yang sebenarnya yaitu gotong royong.  “Inilah ekonomi rakyat yang bisa menjadi inspirasi koperasi lain,” ujar Bupati Zaki.

Bupati yang juga merupakan anggota Kopsyah BMI ini berharap ke depannya, Kopsyah BMI dan Kopmen BMI dapat terus memperluas usaha dan bersinergi dengan Pemda untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

Rencana ke Depan

Tak terbang ketika dipuji, begitu lah sikap Bara. Sang Komandan ini pantang berpuas diri dan telah menyiapkan sejumlah agenda aksi. Kopsyah BMI bersinergi dengan Koperasi Telekomunikasi Seluler (Kisel) untuk penjualan digital.

Di acara RAT tersebut, juga dilakukan peluncuran kawasan BMI Center di Kecamatan Cisoka seluas 20 hektare yang direncanakan untuk membangun sentra kopi, holtikultura, lembaga pendidikan hingga rumah sakit.

Kopsyah BMI juga meluncurkan unit usaha Tour and travel untuk mengoptimalkan potensi bisnis. Selain itu, juga diumumkan rencana pembangunan pabrik bio ethanol dan pabrik pupuk hayati.

RAT kali ini terasa istimewa karena Kopsyah BMI meluncurkan buku berjudul “Model BMI Syariah”. Isinya antara lain bertema pokok koperasi untuk Indonesia, koperasi sebagai sosio-preneur, Koperasi lebih dari sekadar koperasi, melayani dengan hati nurani, dan menekankan bahwa koperasi harus mandiri, berkarakter dan bermartabat.

Peluncuran buku tersebut merupakan bagian dari komitmen Kopsyah BMI untuk menyebarluaskan gagasan perkoperasian dan bersama membangun gerakan koperasi yang lebih kuat dan solid. “Koperasi harus menjadi pemain utama untuk pemerataan ekonomi,” pungkasnya.  (Kur)

pasang iklan di sini