SEMARANG-—Pemerintah Provinsi Jawa Tengah sedang mempersiapkan bank khusus bagi pelaku usaha mikro kecil dan menengah. Keberadaan bank khusus UMKM dan petani ini diharapkan bisa memerankan fungsi intermediasi keuangan bagi pelaku UMKM dan pelaku usaha pertanian skala kecil.
Menurut Gubernur Jateng Ganjar Pranowo bank khusus UMKM dan petani ini hasil merger 29 Bank Perkreditan Rakyat dan Bank Kredit Kecamatan (BPR BKK) di wilayahnya. Proses merger tersebut masih diurus oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan keberadaan bank baru tersebut juga telah diperkuat dengan peraturan daerah (perda).
“Mudah-mudahan masyarakat bisa menggunakan fungsi intermediasi perbankan ini dengan baik. Nanti mereka (bank baru) saya minta khusus untuk mengurusi UKM dan didalami dengan kekuatan modal yang ada,” kata Ganjar, Senin (4/11/19).
Saat ini proses marger telah sampai di Otoritas Jasa Keuangan. Keberadaan bank baru tersebut juga telah diperkuat dengan Perda. Layaknya Bank Jateng, program dari bank baru yang bakal diluncurkan itupun untuk memperkuat permodalan pelaku UKM. Targetnya bank ini sudah bisa beroperasi awal 2020.
Pada tahap awal, melalui merger akan terkumpul aset sebesar Rp2,3 triliun dan akan berkembang secara bertahap sesuai dengan kemampuan Pemprov maupun pemegang saham lainnya, yakni kabupaten/kota.
“Saya minta Bank Pembina yaitu Bank Jateng membantu agar mergernya lebih bisa menggunakan sistem dan manajemen yang modern. Jadi kalau ada kesalahan bisa langsung terdeteksi. Teknologi informasi disiapkan,” ujar Ganjar.