
Peluang News, Jakarta – Wakil Menteri Koperasi (WamenKop), Ferry Juliantono menuturkan, Presiden Prabowo Subianto memiliki rasa sayang yang besar terhadap keberadaan dan kemajuan koperasi di tanah air.
Dia mengungkapkan bahwa Prabowo ingin mengembalikan kembali citra dan kontribusi besar koperasi terhadap Produk Domestik Bruto (PDB).
Untuk itu, Ferry menyampaikan, pihaknya akan segera mengeluarkan Peraturan Presiden (Perpres) terkait penyaluran pupuk langsung dari produsen ke Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) yang berbadan hukum koperasi.
Menurutnya, hal ini merupakan salah satu bukti dari sayangnya Presiden Prabowo Subianto terhadap pertumbuhan koperasi di tanah air.
“Hal ini dinyatakan Presiden Prabowo sebagai upaya pengembangan untuk membesarkan nama koperasi, khususnya Koperasi Unit Desa,” ujar Ferry dalam acara Temu Bisnis Jaringan Induk Koperasi Unit Desa (KUD), di kawasan Jakarta, Selasa (17/12/2024).
Selain itu, lanjut Ferry, Presiden Prabowo juga telah mengeluarkan Keppres tentang pengampunan bagi kredit macet petani dan nelayan periode 1998-1999, hapus buku dan hapus tagih.
“Kedua kebijakan Presiden ini bertujuan agar koperasi bisa kembali memberikan andil bagi perekonomian nasional,” ucapnya.
Kemudian, dia menerangkan bahwa Kementerian Koperasi (KemenKop) memiliki 16 program strategis yang bakal meningkatkan peran dan kinerja koperasi di Indonesia ke depan.
“Jadi untuk tahun depan, Insya Allah kita akan segera memiliki UU Perkoperasian yang baru menggantikan UU 1992 yang sudah jadul,” kata WamenKop.
“Bahkan, tak lama lagi, koperasi juga bakal segera memiliki bank sebagai pengganti Bank Bukopin yang sudah diambilalih swasta asing. Tahun depan, kita akan memiliki bank koperasi digital,” imbuhnya.
Untuk bukti lainnya, dia mengatakan, ada dorongan besar dari pemerintah agar koperasi terlibat dalam produksi minyak goreng.
“Dengan demikian, maka nanti koperasi-koperasi akan punya pabrik kelapa sawit mini hingga pabrik minyak goreng yang dikelola koperasi,” tukasnya.
Sedangkan di industri susu, Ferry meyakinkan, para peternak sapi perah dan koperasi susu bahwa semua produksi peternak lokal harus bisa diserap Industri Pengolahan Susu (IPS).
“Dalam hal ini, koperasi harus memiliki pabrik pengolahan susu sendiri, yang juga bisa sebagai bahan baku untuk IPS,” ucapnya.
Sementara di industri tekstil, kata Ferry, juga tidak jauh beda dengan yang lainnya.
Untuk saat ini, sudah terbentuk Koperasi Syarikat Dagang Kauman sebagai antisipasi turunnya industri tekstik nasional akibat gempuran tekstil impor.
“Para pelaku usaha besar, kecil, hingga perajin batik berkumpul membentuk koperasi itu. Bahkan, hasil produksi dari GKBI bisa disalurkan ke koperasi batik,” pungkasnya.
Tak hanya itu, bukti kecintaan pemerintah Presiden Prabowo terhadap koperasi juga bisa dilihat di sektor pertambangan.
Saat ini, koperasi sudah diberi izin bisa mengelola sumur sumur minyak eks tambang dengan menghasilkan 15 barrel perhari.
Dia menilai, hal ini merupakan salah satu keberhasilan koperasi di sektor migas dan Menteri ESDM pun sudah menyetujui hal tersebut.
Terbaru, pemerintah juga tengah melibatkan koperasi dalam program pengadaan 3 juta rumah bagi rakyat.
“Nantinya, koperasi-koperasi ini bisa turut membangun rumah-rumah murah tersebut, dan tentunya dengan harga jual yang lebih murah dari sebelumnya,” ungkap Ferry.
“Kemudian, juga terdapat program-program lainnya yaitu membentuk KOP.ID Superapps Koperasi, pengembangan Koperasi Ojek Online, merevitalisasi KUD, suplai bahan pokok untuk program Makan Bergizi Gratis (MBG), hingga penyaluran beras bersama Perum Bulog,” tambahnya.