hayed consulting
hayed consulting
octa vaganza
Berita  

Pemerintah Yakinkan Stabilitas Anggaran Negara: Defisit dan Utang Tetap Terkendali

Menko Perekonomian Airlangga: Dok. Peluang News-Hawa

Peluang News, Jakarta – Pemerintah memberikan jaminan bahwa kondisi keuangan negara saat ini masih dalam keadaan yang aman dan terkendali. Menurut Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, indikator utama seperti defisit anggaran dan rasio utang masih jauh di bawah ambang batas yang diizinkan, mencerminkan kesehatan fiskal yang solid.

Dalam konferensi pers yang diadakan di Kantor Ditjen Pajak, Jakarta, pada Senin (24/6/2024), Airlangga Hartarto menyampaikan kabar baik tentang keuangan negara. “Kita tidak perlu khawatir karena rasio utang kita tetap di bawah 40%,” kata Airlangga.

Rencana Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) untuk tahun 2025 menunjukkan defisit berada di kisaran 2,29% hingga 2,82% dari Produk Domestik Bruto (PDB), yang mendukung keberlanjutan APBN yang sehat.

Airlangga menjelaskan bahwa proyeksi defisit anggaran untuk tahun 2024 adalah 2,29% dari PDB, jauh lebih rendah dari batas maksimal 3% yang ditetapkan oleh UU 17/2023 tentang Keuangan Negara. “Batas aman ini tidak akan dilampaui pada tahun depan,” tegasnya, mencatat bahwa hingga Mei 2024, defisit APBN hanya 0,10% dari PDB, setara dengan Rp21,8 triliun.

Dalam konteks global, jelas Airlangga, posisi fiskal Indonesia masih jauh lebih baik dibandingkan banyak negara lain. “Kita lihat India dengan defisit 7,9%, Tiongkok 7,16%, Amerika Serikat 6,67%, Jepang 6%, Thailand 4%, Filipina 4%, dan Malaysia 3,59%,” ungkap Airlangga.

Artinya, jelas Airlangga, defisit anggaran di negara-negara tersebut jauh lebih tinggi, dan Indonesia berada dalam posisi yang lebih baik.

Rasio utang Indonesia yang hanya 38,98% dari PDB juga jauh lebih rendah dibandingkan dengan Jepang yang mencapai 254%, Amerika Serikat 123%, dan India 82%. “Ini menunjukkan bahwa kebijakan fiskal kita sangat terkendali dan berhati-hati,” tambahnya.

Dalam kesempatan itu, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menekankan bahwa keberhasilan menjaga defisit tetap rendah adalah hasil dari optimalisasi anggaran yang dilakukan pemerintah. “Optimalisasi ini mencakup pengendalian pinjaman luar dan dalam negeri, penyesuaian belanja kementerian/lembaga, dan pembatasan penerbitan Surat Berharga Negara (SBN),” jelas Sri Mulyani.

APBN 2024 akan terus dijaga dengan defisit di bawah 3%, sebuah komitmen yang telah disampaikan kepada presiden terpilih dan mendapat dukungan penuh. “Presiden terpilih juga memberikan keyakinan bahwa beliau komit terhadap defisit di bawah 3%,” ujar Sri.

Kesinambungan Fiskal di Era Kepemimpinan Baru

Thomas Djiwandono, anggota Bidang Keuangan Tim Gugus Tugas Sinkronisasi Pemerintahan Prabowo-Gibran, menyatakan komitmennya untuk menjaga kesinambungan fiskal negara. “Kami berkomitmen untuk menerapkan disiplin fiskal yang ketat, menjaga defisit anggaran di bawah 3% dan rasio utang di bawah 60% dari PDB,” katanya.

Djiwandono menekankan bahwa tidak ada perbedaan pandangan antara Presiden Joko Widodo dan presiden terpilih, Prabowo Subianto, mengenai target-target fiskal yang telah disepakati. “Rasio utang terhadap PDB tidak akan melebihi 50%, dan kami tetap berkomitmen pada target-target yang telah disusun dan disetujui oleh pemerintah saat ini bersama DPR,” kata Thomas. (Aji)

pasang iklan di sini