hayed consulting
hayed consulting
octa vaganza
Berita  

Pemerintah Siap Hadapi Tantangan Perberasan Semester II

Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas), Arief Prasetyo Adi. Foto: Dok. Ist

Peluang News, Jakarta-Kepala Badan Pangan Nasional (NFA) Arief Prasetyo Adi menyebut kondisi perberasan nasional selama semester pertama 2025 sangat menggembirakan. Ia menegaskan bahwa peningkatan produksi beras dan kekokohan stok Cadangan Beras Pemerintah (CBP) menjadi bukti nyata kerja keras semua pihak.

“Dari Januari sampai saat ini, produksi beras Indonesia bertumbuh luar biasa jika dibandingkan tahun lalu. Bahkan FAO pun baru-baru ini telah mengakui Indonesia sebagai salah satu negara produsen beras tertinggi tingkat dunia. Kita patut apresiasi seluruh stakeholder perberasan Indonesia,” ujar Arief dalam dialog di Jakarta, Sabtu (28/6/2025).

Berdasarkan laporan Food Outlook Biannual Report on Global Food Markets yang dirilis FAO bulan Juni ini, Arief menegaskan bahwa Indonesia kini berada di posisi ke-4 produsen beras terbesar di dunia, mengungguli negara ASEAN lainnya seperti Vietnam, Thailand, Myanmar, dan Filipina.

Ia juga mengungkapkan bahwa sinergi dengan pelaku penggilingan padi menjadi kunci keberhasilan pemerintah dalam menjaga ketahanan stok beras nasional.

“Kami pemerintah tentunya berterima kasih kepada seluruh penggilingan padi se-Indonesia. Ini karena mereka membantu pemerintah membuat stok beras Bulog menjadi 4,2 juta ton. Lalu penyerapan dalam negeri sampai 2,6 juta ton setara beras,” ungkap Arief.

Menurutnya, tanpa kolaborasi tersebut, Bulog tidak akan mampu bekerja sendiri karena keterbatasan fasilitas pengering (dryer) dan pabrik penggilingan (rice milling plant).

“Panen kita memang sangat baik di semester pertama. Ujian berikutnya adalah di semester kedua ini,” jelasnya.

Arief mengingatkan bahwa tantangan ke depan akan lebih berat karena panen raya telah berakhir di Maret dan April. Ia mengatakan, “Panen kita dalam 1-2 bulan ke depan bukan big harvest lagi. Maret dan April itu panen raya setara beras sampai 10 juta ton. Sekitar 2,5-2,6 juta ton sudah masuk ke Bulog, berarti sisanya 3/4 ada di penggilingan padi, baik di masyarakat luas dan di petani.”

Ia melanjutkan, “Biasanya karena tren produksi menurun, harga gabah petani akan mulai bergerak naik. Nah ini saatnya tugas pemerintah menggunakan stok Bulog yang ada.”

Menurut Panel Harga Pangan NFA per 26 Juni, harga Gabah Kering Panen (GKP) di tingkat petani berada di Rp 6.733 per kg, atau 3,58 persen di atas Harga Pembelian Pemerintah (HPP) Rp 6.500 per kg. Harga itu juga naik 1,69 persen dari bulan lalu.

Arief memastikan bahwa strategi mitigasi pemerintah sudah berjalan. “Di semester kedua nanti biasanya berat di November, Desember bahkan sampai Januari. Nah pada waktu itu, kita semua harus siapkan CBP seperti pemerintah yang hari ini lakukan. Jadi kita sudah on the track,” tegasnya.

Ia memaparkan dua bentuk intervensi besar yang akan dilakukan: “Pertama, kita akan salurkan bantuan pangan beras kepada 18.277.083 Keluarga Penerima Manfaat (KPM). Kedua, program SPHP (Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan) akan kita salurkan ke pasaran sampai 1,318 juta ton hingga akhir tahun.”

pasang iklan di sini