
PeluangNews, Jakarta – Pemerintah melalui Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mengoptimalkan jaringan gas bumi (jargas) untuk mengurangi subsidi elpiji 3 kg dan menghemat devisa impor elpiji.
“Jadi tujuannya mengurangi subsidi atau menghemat devisa. Kita tahu bahwa masyarakat sangat menggunakan elpiji untuk kehidupan sehari-hari dan industri kecil itu sangat bermanfaat ada satu kelebihan dari jargasnya ini adalah tak perlu angkut-angkut tabung jadi lebih mudah dipakainya dan terjamin,” kata Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi (Migas) Tutuka Ariadji saat konferensi pers “Capaian Sektor ESDM Tahun 2023 dan Program Kerja Tahun 2024 Sesi: Minyak dan Gas Bumi” di Gedung Ditjen Migas, Jakarta, Selasa (16/1/2024).
Kementerian ESDM saat ini berupaya untuk menyalurkan gas bumi dari Aceh sampai Jawa. Misalnya, pembangunan pipa transmisi gas bumi Cirebon-Semarang (Cisem) sepanjang 320 kilometer (km). Untuk fase I Semarang-Batang (62 km) dengan nilai investasi senilai Rp1,04 triliun telah selesai.
Sedangkan, fase II Batang-Cirebon-Kandang Haur (240 km) direncanakan dibangun pada 2024-2026 dengan kebutuhan investasi sekitar Rp3 triliun.
“Basic design-nya sudah selesai dan mudah-mudahan bisa selesai lelangnya dan dimulai pembangunannya pada tahun ini dan akan diselesaikan pada akhir tahun 2025,” ungkap Tutuka.
Kemudian, rencana pembangunan pipa transmisi gas bumi Dumai-Sei Mangke (Dusem) sekitar 400 km dengan kebutuhan investasi sekitar Rp8 triliun.
“Untuk Dumai-Sei Mangke feasibility study-nya sudah selesai, nanti akan dilanjutkan juga dengan proses administrasi menuju pelelangan. Jadi manfaatnya diharapkan gas yang telah terproduksi saat ini di sekitar Blok Andaman utara Sumatera bisa dimanfaatkan sehingga dengan pembangunan pipa ini bisa murah sampai di konsumen. Bisa untuk industri, listrik, komersial, dan rumah tangga,” jelasnya.
Pemerintah menargetkan ada 300 sambungan rumah tangga (SR) yang didapatkan dari pipa Cisem dan 600 SR dari pipa Dusem. Adapun, manfaatnya dapat mengurangi subsidi elpiji 3 kg Rp0,63 triliun/tahun dan hemat devisa impor elpiji Rp1,08 triliun/tahun dan penghematan biaya masak Rp0,16 triliun/tahun.
Sementara itu, Tutuka menyebutkan skema subsidi LPG 3 kg akan diubah oleh Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) dari barang menjadi tunai. “Pemerintah, berkomitmen untuk mengarah, melanjutkan ke subsidi tepat sasaran yaitu transformasi dari komoditas ke orang. Arahnya ke sana,” kata Tutuka.
Lebih lanjut Tutuka mengatakan sistem ini kemungkinan dicoba setelah skema pembelian LPG 3 kg dengan KTP selesai dan berjalan penuh, hal ini dikarenakan sistem tersebut masih digodok pemerintah. Langkah ini diharapkan dapat membuat subsidi LPG 3 kg lebih tepat sasaran dan menurunkan konsumsi. (Aji)
Baca Juga: Proyek Pipa Gas Bumi Dumai-Sei Mangkei Selesai di 2027