Energi  

Pemerintah Nilai Penyaluran BBM yang Tepat Dapat Atasi Polusi Udara Perkotaan

Pertamina Blokir 1.967 Kendaraan di Papu & Maluku yang Salahgunakan BBM Subsidi
Ilustrasi: BBM bersubsidi | Dok.Ist

Peluang News, Jakarta – Deputi Bidang Koordinasi Infrastruktur dan Transportasi Kemenko Marvest Rachmat Kaimuddin mengatakan, penyaluran bahan bakar minyak bersubsidi yang lebih tepat dapat memperlebar ruang fiskal yang dibutuhkan untuk meningkatkan kualitas dan kebersihan BBM, serta menyediakan bis listrik untuk mengatasi polusi udara perkotaan.

“Rencana kebijakannya sudah matang. BBM kita harus dibersihkan dari sulfur yang tinggi tapi itu butuh biaya. Sementara BBM bersubsidi tidak boleh naik harganya. Maka dari itu, langkah paling tepat adalah memperbaiki penyaluran BBM bersubsidi,” katanya, di Jakarta, Kamis (12/9/2024).

Menurut Rachmat, pemerintah merencanakan BBM bersubsidi akan dibatasi bagi kendaraan roda empat dengan volume ruang silinder (cc) besar. Sedangkan bagi motor dan mobil dengan cc kecil masih dapat menggunakan biosolar dan pertalite yang merupakan produk BBM bersubsidi.

“Hanya sedikit yang akan terdampak dari kebijakan ini, di bawah 7% kendaraan. Ini kita lakukan untuk melindungi lebih dari 93% kendaraan,” ujarnya.

Rachmat menegaskan harga BBM bersubsidi tidak akan naik dan pasokan akan tetap terjaga bagi masyarakat yang membutuhkan. Ia menampik anggapan bahwa rencana kebijakan ini akan menekan kelas menengah karena pembatasan kemungkinan akan dilakukan berdasarkan tipe mesin mobil.

“Rencana kebijakan ini sudah dirancang sedemikian rupa justru untuk melindungi kelas menengah. Kelas menengah akan terlindungi karena masih dapat mengakses BBM bersubsidi yang kualitasnya diperbaiki dan rendah polusi,” tuturnya.

Sementara itu, Direktur Operasional dan Keselamatan PT Transjakarta, Daud Joseph mengutarakan rencana badan usaha daerah tersebut untuk secara bertahap melakukan pengadaan bis listrik.

“Akhir tahun ini PT Transjakarta akan menambah unit 500 bis baru, yang terdiri atas bis besar, bis medium dan microtrans atau kecil. Semuanya akan berupa bis listrik. Harapannya dengan lebih banyak orang beralih dari kendaraan pribadi ke kendaraan umum yang nol emisi, kita bisa sama-sama atasi masalah pencemaran udara,” kata Daud.

Pada 2022, PT Transjakarta untuk pertama kali mengoperasikan bis listrik dan menemukan biaya pengoperasian bis listrik dibandingkan dengan bis berbasis solar kurang lebih sama.

Pengalaman mengoperasikan 100 bis listrik pertama, lanjutnya, telah mengajarkan PT Transjakarta bahwa biaya produksi dan pemeliharaan bis listrik menjadi semakin efisien dan semakin terjangkau.

Ekspansi dan elektrifikasi kendaraan umum merupakan kunci penanganan polusi udara terutama di Jakarta.

“Transjakarta kan sangat besar dan penting bagi kita semua. Perannya sangat sentral dalam mengendalikan polusi udara di Jakarta,” tambah Rachmat. []

Exit mobile version