hayed consulting
hayed consulting
octa vaganza
Berita  

Pemerintah dan HIMKI Bersinergi Tingkatkan Nilai Ekspor Produk Furniture dan Kerajinan Nasional

Peluangnews, Jakarta – Dalam upaya memenuhi kebutuhan dalam negeri dan peningkatan pendapatan negara atas industri agro, Pemerintah akan bersinergi dengan Asosiasi Himpunan Industri Mebel dan Kerajinan Indonesia (HIMKI) dalam pencapaian target nilai ekspor atas produk furnitur dan kerajinan dalam negeri. 

Peningkatan nilai tambah produk hasil hutan melalui hilirisasi merupakan sebuah keniscayaan dalam rangka membuka lebih banyak lapangan kerja, meningkatkan ekspor, menghasilkan devisa, meningkatkan pendapatan negara, serta mendongkrak pertumbuhan ekonomi.

Dalam naskah pidato 16 Agustus 2023, Presiden menyebutkan bahwa hilirisasi yang ingin dilakukan adalah hilirisasi yang melakukan transfer teknologi, yang memanfaatkan sumber energi baru dan terbarukan, serta meminimalisir dampak lingkungan.

Kebijakan hilirisasi industri diamanatkan dalam UU Nomor 3 tahun 2014 tentang Perindustrian, dimaksudkan untuk mendapatkan nilai tambah produk bahan mentah, memperkuat struktur industri, menyediakan lapangan kerja, memberi peluang usaha, serta mengurangi nilai impor. Pengembangan industri hilir kehutanan juga didukung dengan kebijakan larangan ekspor kayu bulat dan rotan mentah.

“Sektor industri agro memainkan peranan penting dalam perekonomian nasional. Pada tahun 2022 berkontribusi sebesar 50,3% terhadap PDB non migas. Industri furnitur sebagai salah satu sub sektor industri agro memberikan kontribusi sebesar 1,3% dengan nilai kinerja mencapai USD2,5 Miliar. Di tahun ini sampai bulan Juni nilai ekspor furnitur dan kerajinan mencapai USD1,1 Miliar,” ujar Menteri Perindustrian, Agus Gumiwang Kartasasmitha di Jakarta, Kamis (31/8/2023).

Berdasarkan data Fortune Business Insights, nilai pasar furnitur global tahun 2022 tercatat sebesar 517 Miliar USD, dimana sekitar 50% nya merupakan pasar Asia Pasifik yaitu senilai 247 Miliar USD. Pada tahun 2023 diharapkan nilai pasar furnitur global dapat meningkat menjadi sekitar 541 Miliar USD. Berdasarkan jenis bahan baku, sebesar 63% pasar furnitur masih didominasi oleh furnitur berbahan baku kayu.

Beberapa hal yang akan mempengaruhi pasar furnitur saat ini dan di masa mendatang adalah, pertama meningkatnya tren belanja online; kedua, penggunaan teknologi berbasis industry 4.0; ketiga, meningkatnya permintaan akan furnitur ramah lingkungan; serta keempat, meningkatnya kebutuhan furnitur fungsional, desain ergonomis, dan customized terutama bagi generasi milenial dan gen Z.

Dalam rangka upaya penguasaan pasar serta menanggapi tren industri furnitur, disusun strategi yang berfokus kepada 3 (tiga) hal yaitu: pertama, penguatan media promosi produk; kedua, peningkatan produksi furnitur ramah lingkungan; serta ketiga, penguatan riset referensi pasar furnitur.

“Sehubungan belum membaiknya pasar ekspor tradisional terdampak resesi ekonomi global, maka upaya pengalihan ke pasar domestik dan perluasan tujuan ekspor ke pasar non-tradisional semestinya terus kita lakukan,” ungkap Agus.

Dalam rangka menjamin ketersediaan dan stabilitas pasokan bahan baku, dilakukan upaya perbaikan yang berfokus pada penyediaan akses yang lebih baik sehingga tercapai pola rantai pasok bahan baku furnitur ideal melalui fasilitasi Pusat Logistik Bahan Baku Industri Furnitur serta koordinasi dengan K/L terkait.

Dalam rangka mendukung penyediaan tenaga kerja terampil di industri furnitur, Kemenperin mendirikan Politeknik Furnitur dan Pengolahan Kayu di Kendal. Kurikulum di politeknik Kemenperin bersifat dinamis, disesuaikan dengan kebutuhan pasar. Di Munas HIMKI ini telah ditandatangani MoU kerjasama HIMKI dan Poltek Kendal. 

Selain terus meningkatkan pasar ekspor, pelaku industri furnitur juga diharapkan agar tidak meninggalkan pasar dalam negeri. Dengan inovasi-inovasi produksi yang lebih efisien maka konsumen dalam negeri juga akan dapat menikmati produk furnitur berkualitas karya anak bangsa.

Kemudian semakin tingginya environmental awareness dari konsumen furnitur diharapkan dapat memacu pelaku industri untuk terus melakukan perbaikan-perbaikan dalam produksi sehingga bisa lebih efisien, bersumber dari bahan baku lestari, ramah lingkungan, penerapan circular economy, berperan dalam penurunan emisi gas rumah kaca, namun tetap dapat menghasilkan produk berbasis eco-design. (alb)

pasang iklan di sini