JAKARTA—-Perum Bulog melakukan impor jagung untuk pakan ternak sebanyak 150 ribu ton atas permintaan pemerintah dalam rapat di Istana Negara, Kamis (24/1/2019).
Hal itu diungkapkan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution di kantornya, Selasa (29/1/2019). Kebijakan membuka keran impor jagung ini dilakukan atas permintaan peternak ayam untuk mengurangi komponen biaya pakan.
“Peternak meminta impor dari pemerintah supaya harga turun, pasalnya harga di pasar itu masih terlalu tinggi,” kata Darmin di kantor Kemenko Perekonomian, Jakarta pada Selasa (29/1)
Impor jagung dari Argentina dan Brazil itu ditargetkan bisa datang sebelum 31 Maret 2019. Sehingga, sejak akhir 2018, pemerintah telah memberikan izin impor jagung kepada Bulog sebanyak 280 ribu ton.
Pada 2018, impor jagung ditetapkan hanya sebesar 100 ribu ton karena diprediksi akan terjadi panen pada awal 2019. Sayangnya, pasokan jagung masih belum bisa mencukupi kebutuhan peternak ayam baik petelur maupun pedaging. Impor jagung yang ditambah 30 ribu ton pada awal bulan ini langsung habis diserap peternak.
“Impor jagung hanya boleh dilakukan maksimal hingga pertengahan Maret 2019. Ini supaya jagung hasil impor tidak mengganggu produksi jagung dalam negeri. Kalau hanya bisa diimpor 100 ribu ton, ya 100 ribu ton,” pungkas Darmin.
Berdasarkan dokumen lelang yang tercantum dalam laman resmi Bulog tertanggal 25 Januari 2019, tender untuk jagung tersebut hanya diberikan kepada eksportir dari Brasil dan Argentina. Sebanyak 30 ribu ton bakal masuk melalui Pelabuhan Cigading, Banten dan sisanya 120 ribu ton melalui Pelabuhan Tanjung Perak, Surabaya.