Peluang News, Jakarta-Pemerintah tengah menyiapkan pembangunan infrastruktur listrik besar-besaran guna menjangkau wilayah-wilayah terpencil di seluruh Indonesia. Sebanyak 47.758 kilometer sirkuit (kms) jaringan transmisi akan dibangun secara bertahap selama sepuluh tahun ke depan.
“Pembangunan ini penting untuk menghubungkan energi baru terbarukan ke rumah-rumah. Untuk bisa menghubungkan energi baru terbarukan ini kita harus punya jaringan,” ujar Menteri Investasi/Kepala BKPM Bahlil Lahadalia dalam keterangan resminya, di Jakarta, beberapa waktu lalu.
Bahlil menegaskan, meski pemerintah telah memiliki target pemanfaatan energi baru terbarukan (EBT) sebesar 23 persen, realisasinya saat ini masih berada di angka 15 hingga 16 persen.
“Kita semua sudah programkan EBT, tetapi ternyata tidak ada jaringannya. Ini yang membuat masalah besar,” tegasnya.
Jaringan transmisi yang dibangun akan mengalirkan listrik dari pembangkit EBT ke gardu induk milik PLN, sebelum disalurkan ke pelanggan melalui jaringan distribusi.
Dalam rencana pembangunan itu, wilayah Jawa, Madura, dan Bali akan menjadi regional dengan panjang transmisi terbesar, yakni 13,9 ribu kms. Disusul Sumatera dengan 11,2 ribu kms, Kalimantan 9,8 ribu kms, Sulawesi 9,0 ribu kms, serta Maluku, Papua, dan Nusa Tenggara sebesar 3,9 ribu kms.
Pemerintah juga akan membangun tambahan gardu induk dengan kapasitas 107.950 mega volt ampere (MVA) secara nasional.
Pembangunan infrastruktur ketenagalistrikan ini dinilai membuka peluang investasi yang sangat besar, yakni mencapai Rp565,3 triliun. Selain itu, sektor ini diperkirakan akan menyerap sebanyak 881.132 tenaga kerja dari berbagai bidang, termasuk industri manufaktur, konstruksi, operasi, pemeliharaan, hingga distribusi.
Bahlil mengingatkan agar proyek strategis ini memprioritaskan penggunaan komponen dalam negeri.
“Ini saya harapkan tidak ada impor ya. Dimaksimalkan semua industri dalam negeri,” ujarnya tegas.
Menurutnya, pembangunan transmisi dan gardu induk yang nilainya mencapai Rp400–500 triliun harus menjadi peluang besar bagi industri dalam negeri.
“Ini opportunity bagus. Supaya kita mengamankan TKDN kita. Jangan pasar besar dikasih untuk luar negeri, harus dalam negeri,” pungkasnya.