Bertekad untuk tetap menjadi koperasi terdepan yang peduli terhadap pemberdayaan ekonomi masyarakat miskin. Kopsyah BMI menggelar puncak perayaan milad ke 5 dan masa operasional ke 15 di sebuah desa yang jadi tempat kelahirannya. Sukadiri, sebuah kecamatan di utara Kabupaten Tangerang. Menyatu dengan masyarakat, jauh dari hiruk pikuk seremonial
KECAMATAN berpenduduk sekitar 60.000 orang itu tiba-tiba terasa meriah di sabtu pagi (24/3/18) itu. Serombongan orang dengan t-shirt berlogo Koperasi Syariah Benteng Mikro Indonesia (Kopsyah BMI) terlihat berjalan santai menyusuri jalan-jalan desa yang masih tampak lengang, sementara tabuhan suara musik gambang kromong mengiringi tarian sepasang ondel-ondel yang ikut meramaikan puncak perayaan Milad ke-5 Kopsyah BMI.
Pemilihan lokasi milad di kecamatan yang berasal dari Kecamatan Mauk itu, bukannya tanpa alasan. Sukadiri, kata Presdir Kopsyah BMI Kamaruddin Batubara boleh dibilang merupakan ajang penggodokan mental dan kesabaran dirinya untuk tetap konsisten mengembangkan koperasi yang semula bernama Lembaga Pembiayaan Pengembangan Usaha Mikro Kecil Menengah (LPP-UMKM). Lembaga yang digagas oleh Mat Syukur dari Institut Pertanian Bogor (IPB) ini adalah simpulan studi identifikasi skim-skim pembiayaan bagi pelaku UMKM yang mendapat dukungan penuh dari Pemkab Tangerang.
“15 tahun lalu, tidak banyak yang percaya bahwa usaha ini bakal bertahan, karena siapa bisa yakin sebuah usaha simpan pinjam dapat maju tanpa agunan. Hari ini terbukti bahwa lembaga yang kami dirikan ini mampu eksist bahkan menjadi koperasi terbesar di Provinsi Banten,” ujar Kamaruddin yang tak dapat membendung rasa harunya saat menyampaikan pidato dihadapan lebih dari 1.300 hadirin yang memenuhi Stadion Mini Sukadiri. Selain dihadiri pejabat di lingkungan Pemkab Tangerang dan Provinsi Banten, hadir pula Deputi Pembiayaan Kementerian Koperasi & UKM Yuana Sutyowati dan mantan Ketua Baznas KH Didin Hafidhuddin.
Sebelumnya rangkaian milad koperasi ini telah digelar secara marathon, mulai dari kantor cabang paling barat di Kabupaten Pandeglang, dilanjut ke Kantor Cabang Lebak, lalu Kantor Cabang Serang dan Kabupaten Tangerang I dan II. Berbagai rangkaian kegiatan sosial yang digelar sepenuhnya melibatkan peran serta anggota beserta keluarganya, antara lain sunatan massal, santunan anak yatim, santunan pendidikan anak asuh, pengobatan gratis, perlombaan dan gerak jalan sehat. Khusus untuk Kecamatan Sukadiri, Kopsyah BMI juga membangun sebuah jembatan di desa Pekayon. Dalam 15 tahun perjalanannya, Kopsyah BMI tidak saja tumbuh sebagai koperasi bergengsi di Kabupaten Tangerang, tetapi juga mampu mengembangkan skala usahanya ke sejumlah kabupaten di provinsi Banten. Hingga per 28 Februari 2018, asetnya sudah Rp423 miliar dan anggota sebanyak 133 ribu orang dengan total simpanan Rp318 miliar, terdiri dari simpanan berupa ekuitas Rp161,8 miliar dan simpanan lainnya Rp156,1 miliar. Sedangkan akumulasi penyaluran pembiayaan Rp2,6 triliun.
Di bidang sosial, koperasi ini telah membangun sebanyak 70 rumah layak huni gratis, menyantuni 5000 anak yatim, dan 2.100 anak yang tergabung di sekolah Paket.
Sesuai dengan prinsip operasionalnya berbasis syariah, Kamaruddin berkomitmen menerapkan sistem ekonomi Islam dengan mendayagunakan ZISWAF (Zakat, Infaq, Sedekah dan Wakaf) sebagai instrumen pemberdayaan ekonomi. Ziswaf dihimpun dari pengawas, pengurus, karyawan dan anggota koperasi. (Irsyad Muchtar)