Pandemi Covid-19 yang sudah berjalan mendekati satu tahun, boleh dibilang telah membuat dunia usaha mengalami mati suri, bahkan tak sedikit yang bangkrut. Kondisi sulit itu juga dirasakan KSP Kodanua yang sepanjang 2019 terpaksa harus merevisi ekspansi usaha terutama dalam mengerem pinjaman pembiayaan kepada anggota.
Pengereman pinjaman pembiayaan tersebut kata Ketua KSP HR Soepriyono adalah bentuk kehati-hatian dari pihak manajemen agar dapat membedakan mana saja pinjaman produktif yang layak dibiayai dan mana pinjaman konsumtif yang perlu ditunda. “KSP Kodanua tetap beroperasi dan menyalurkan pinjaman modal usaha kepada anggota, namun kami harus ekstra hati-hati dan lebih mengutamakan pembiayaan usaha produktif,” ujarnya.
Dia mengatakan hal itu usai menyaksikan akad pinjaman anggota KSP Kodanua sebesar Rp2 miliar di KSP Kodanua Cabang Cikampek, Jawa Barat, November lalu. KSP Kodanua Cabang Cikampek kata Soepriyono termasuk cabang yang cukup produktif dengan anggota umumnya kalangan pedagang kelas menengah bawah di sejumlah pasar tradisional. Selain itu juga terdapat anggota dengan usaha relatif besar, di antaranya Ahmad Effendy, pengusaha ayam potong yang baru saja mendapat tambahan pembiayaan sebesar Rp2 miliar. Menurut Ahmad saat ditanya Peluang, dirinya lebih suka meminjam ke koperasi ketimbang perbankan.
“Meminjam ke Koperasi itu, selain lebih mudah dan penuh kekeluargaan, usaha saya selama ini juga banyak dibantu oleh KSP Kodanua,” ujar Ahmad yang sudah jadi anggota KSP Kodanua sejak 2007. Mengenai penggunaan dana Rp2 miliar yang pengembaliannya akan diangsur selama dua tahun tersebut, Ahmad mengaku akan diputar menambah modal usaha ayam potong dan juga membuka usaha baru, yaitu bensin eceran yang akan dikelola oleh istrinya.
PEMBIAYAAN MENURUN
Mengapa Ahmad Effendy bisa mendapatkan pinjaman yang relatif besar? Menurut Soepriyono, pengusaha berusia 42 tahun itu bukan orang baru bagi KSP Kodanua karena sudah menjadi anggota lebih dari 10 tahun. “Ini bukan pinjaman pertama, sebelumnya Saudara Ahmad juga pernah mendapat pinjaman dari Kodanua dengan jumlah di atas Rp1 miliar, dan selalu dikembalikan tepat waktu,” tuturnya.
Sepanjang Covid-19 ini, Soepriyono mengaku keran pembiayaan kepada usaha anggota menurun dan hanya diprioritaskan bagi usaha-usaha yang produktif dan tidak terdampak covid-19.
Sepanjang 2020 pemberian pinjaman KSP Kodanua mengalami penurunan cukup drastis. “Hingga akhir Oktober 2020 total penyaluran hanya di kisaran Rp137 miliar, menurun 42 persen dibanding periode yang sama tahun 2019 sebesar Rp195 miliar,” pungkasnya. (Irm)







