hayed consulting
hayed consulting
octa vaganza

Pembiayaan Tepat Guna, BSI Bidik Industri Makanan dan Minuman Halal 

Jakarta (Peluang) : Bank Syariah Indonesia (BSI) mengambil peran dalam pendanaan industri makanan dan minuman (mamin) halal.

PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI) berupaya membangun Islamic Ecosystem di Indonesia dengan menjadikan industri mamin halal sebagai sektor halal prioritas. Ini dikembangkan melalui pembiayaan tepat guna dan tepat sasaran.

SVP SME Banking BSI Dedy Suryadi mengatakan, Industri makanan dan minuman halal menjadi industri yang prosfektif di Indonesia bahkan dunia. 

Hal ini tidak lepas dukungan dari sektor perbankan dalam menyalurkan pembiayaan pada industri tersebut. 

Dukungan yang diberikan oleh BSI dalam membangun industri mamin halal di Indonesia yakni penyaluran pembiayaan tepat sasaran kepada pelaku usaha mikro kecil menengah (UMKM) dan industri kecil menengah (IKM) yang bergerak di bidang tersebut.

“BSI yang telah menyalurkan pembiayaan di industri makanan dan minuman halal sebesar Rp18,46 triliun atau 10 persen dari total pembiayaan,” kata Dedy dalam rilisnya, Selasa (27/9/2022).

Ia menjelaskan, dengan  jumlah nasabah kurang lebih 100 nasabah yang sudah mendapatkan pembiayaan mulai dari wholesale, ritel termasuk dari menengah kecil sampai mikro. Begitu pula pembiayaan KUR (Kredit Usaha Rakyat) memberikan pembiayaan kepada ekosistem makanan dan minuman halal.

Lebih lanjut ia mengatakan, pihaknya melihat industri mamin halal menjadi potensi karena dunia sudah mulai melirik produk-produk halal. 

Selain itu, Indonesia merupakan konsumen halal terbesar di dunia. Hal inilah yang menjadi alasan BSI sangat mendukung industri mamin halal.

“Makanan dan minuman di Indonesia sudah menjadi gaya hidup. Mamin adalah kebutuhan dasar, konsumen punya selera dan memilih makanan halal sebagai lifestyle,” kata Dedy.

Hal ini lanjutnya, juga dipengaruhi oleh demografi dan bagaimana teknologi preferensi konsumen Indonesia terhadap produk mamin halal.

Untuk mendorong pertumbuhan industri kecil dan menengah, BSI juga telah menyiapkan beberapa program pembinaan kepada pelaku UMKM. 

Pertama, UMKM Center yang sudah dibangun di tiga kota besar yaitu Aceh, Yogyakarta dan Surabaya, mengadakan pelatihan, pembinaan dan pendampingan UMKM binaan, display produk, co-working space, campaign branding, komunitas UMKM BSI, serta informasi dan konsultasi.

Kedua, talenta wirausaha muda yaitu program kompetisi, pelatihan, pendampingan dan pemberian penghargaan bagi generasi muda yang baru memulai usaha (start up).

Program ini sudah berjalan di tahun 2022 ini akan menjadi agenda rutin tahunan. “Tujuannya menjaring para pelaku UMKM dan IKM untuk bisa masuk dalam ekosistem BSI, khususnya yang bergerak di bidang makanan dan minuman halal,” kata Dedy

Ketiga yaitu dukungan terhadap industri halal dan UMKM ekspor. Adapun keempat adalah muslim preneur merupakan sebuah komunitas pengusaha muslim binaan BSI yang fokus pada pembinaan UMKM agar naik kelas.

Dengan ragam program tersebut, menurut Dedy, pembiayaan akan semakin tepat sasaran dan tepat guna. Karena program ini BSI tidak hanya memberikan pembiayaan, tetapi juga pendampingan dan pelatihan agar UMKM  bisa sustain dan naik kelas.

“Nasabah UMKM kita hampir mayoritas 60 persen adalah bergerak di sektor makanan dan minuman, dan ternyata sebagian besarnya belum memiliki literasi tentang kehalalan produknya,” ujarnya.

Kondisi tersebut kata Dedy, menjadi pekerjaan rumah bersama, bagaimana  harus membina para UMKM dan IKM dengan memberikan literasi tentang kehalalan produk yang diproduksi ada dijualnya.

“Selanjutnya adalah bagaimana mendorong terbangunnya kawasan halal, termasuk kemudian bagaimana kita harus dapat menciptakan UMKM dan IKM halal yang go global dan berdaya ekspor,” tandas Dedy. (S1).

pasang iklan di sini