hayed consulting
hayed consulting
octa vaganza

Pembiayaan Konsumer Bank Mega Syariah Tembus Rp482 Miliar per Mei 2025, Naik 37 Persen

Pembiayaan Konsumer Bank Mega Syariah Tembus Rp482 Miliar per Mei 2025, Naik 37 Persen
Logo Bank Mega Syariah/dok.istimewa

PeluangNews, JakartaBank Mega Syariah mencatat penyaluran pembiayaan konsumer mencapai lebih dari Rp482 miliar per Mei 2025. Angka ini tumbuh sekitar 37,3 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu.

“Alhamdulillah, di tengah kondisi ekonomi yang penuh tantangan, kami tetap mampu menjaga kinerja. Capaian ini didorong oleh strategi kami dalam menyediakan produk dan layanan kompetitif serta inovasi digital yang kuat,” ujar Consumer Financing Business Division Head Bank Mega Syariah, Raksa Jatnika Budi, di Jakarta, Senin (16/6).

Raksa menjelaskan bahwa fokus utama bank saat ini adalah memperkuat produk konsumer unggulan, khususnya pembiayaan tanpa agunan Flexi Mitra bagi nasabah payroll. Produk ini menyumbang 16,44 persen dari total portofolio pembiayaan konsumer dan terus diperluas ke segmen nasabah korporasi seperti unit usaha Muhammadiyah, NU, ekosistem CT Corp, dan lainnya.

“Kami melihat potensi besar di Flexi Mitra. Karena berbasis payroll, risikonya lebih rendah karena nasabah memiliki pendapatan tetap,” katanya.

Flexi Mitra merupakan pembiayaan tanpa agunan berbasis akad syariah (Murabahah, Ijarah, atau MMQ) dengan plafon hingga Rp200 juta, tenor maksimal 60 bulan, dan cicilan tetap setiap bulan. Bank juga menawarkan kemudahan bagi nasabah payroll, seperti bunga spesial, proses verifikasi cepat, dan penawaran eksklusif bagi segmen affluent.

Strategi bank lainnya termasuk memperkuat jaringan AOC (Area Officer Consumer) dan mempercepat rekrutmen untuk memperluas penetrasi pasar.

Di luar segmen payroll, pembiayaan konsumer juga ditopang oleh produk Flexi Home dan Flexi Multiguna yang secara kolektif menyumbang lebih dari Rp284 miliar, atau 58 persen dari total pembiayaan konsumer. Flexi Sejahtera, yakni pembiayaan rumah subsidi berbasis FLPP, berkontribusi 9,6 persen. Sementara pembiayaan kendaraan bermotor dan haji khusus mencatatkan porsi 7,9 persen.

Flexi Home ditujukan untuk pembelian rumah non-subsidi dengan tenor hingga 20 tahun dan dapat digunakan untuk pembelian rumah baru, bekas, take over, maupun refinancing. Flexi Sejahtera menyasar masyarakat berpenghasilan rendah dengan proses mudah dan biaya terjangkau. Sedangkan Flexi Multiguna menawarkan solusi pembiayaan konsumtif dengan tenor hingga lima tahun dan angsuran tetap.

Di tengah tekanan daya beli masyarakat, Bank Mega Syariah mampu menjaga pertumbuhan pembiayaan di atas rata-rata industri. Indeks Penjualan Riil (IPR) Bank Indonesia pada Maret 2025 turun dari 9,3 persen menjadi 5,5 persen secara tahunan, mengindikasikan penurunan konsumsi rumah tangga. Hal ini juga tercermin dalam perlambatan kredit konsumsi perbankan, yang per April 2025 hanya tumbuh 9,5 persen dibandingkan 10 persen pada tahun sebelumnya.

Untuk mengatasi tekanan tersebut, pemerintah dan Bank Indonesia telah mengambil sejumlah langkah, seperti penurunan suku bunga dan pemberian bantuan sosial guna mendorong daya beli masyarakat.

“Menghadapi dinamika ini, industri perbankan harus semakin adaptif dan inovatif. Produk yang kompetitif serta layanan digital menjadi kunci untuk menjawab kebutuhan nasabah sekaligus memperluas jangkauan pasar,” tutup Raksa. (RO)

pasang iklan di sini