hayed consulting
hayed consulting
octa vaganza

Pemberdayaan Warung Makan Tradisional, Wahyoo Luncurkan Gerai Ayam Goreng ke 100

JAKARTA—-Sejak kehadirannya lebih dari dua  tahun lalu, perusahaan Startup Wahyoo mempunyai visi dan misi memberdayakan warung makan tradisional.   Bukan saja menawarkan aplikasi yang memudahkan mitra warung makan tradisionalnya mendapatkan bahan baku, tetapi juga memberikan bimbingan untuk meningkatkan kualitas layanan mitranya.  

CEO  dan Founder Wahyoo Peter Shearer Setiawan mengatakan, terobosan yang dilakukan adalah revolusi warung makanan tradisional, di antaranya agar mereka juga mengenal digital yang selama ini belum tersentuh.

“Kita berharap bergabung dengan Wahyoo, mereka bisa memberikan orang tempat makan lebih baik dan pemasukan lebih banyak,” ujar Peter dalam jumpa pers di Jakarta, Kamis (20/2/20).

Sebagai catatan, hingga saat ini Wahyoo sudah mempunyai sekira 13 ribu mitra warung makanan yang tersebar di Jakarta, Depok, Tangerang dan Bekasi.

Untuk lebih mendongkrak pendapatan mitranya, Wahyoo menggandeng PT SoeradProduce Tbk melalui Ayam Goreng Bikin Tajir (AGBT).  Pada Februari ini jumlah gerainya mencapai 100 di Jakarta dan sekitarnya.

Lanjut Peter dengan AGBT ini mitra mereka bertambah eksejaterahan.  Dia menekankan program ini bukan waralaba, tetapi murni kemitraan.

Sementara Managing Director Foods Sierad Produce dan PT Belfood Indonesia, Dicky Saelan mengakui memberi apresiasi terhadap upaya Wahyoo. Para personel startup itu semua anak muda yang punya ambisi dan semangat yang luar biasa.

“Komitmen Wahyoo memberdayakan warung makan, sejalan dengan kami membuat produk berkualitas, Usaha kami bekerja sama tidak hanya menguntungkan dua perusahaan, tetapi membuat konsumen lebih baik, Indonesia lebih baik,” ujar Dicky.

Dalam jumpa pers itu juga,  Head Bussines Ayam Goreng Bikin Tajir Andre D Manuhutu menjelaskan program ini dikhususkan untuk pemilik warung makan mitra wahyoo. Mitra hanya memberikan deposit Rp500 ribu sebagai comitment fee yang dikembalikan setelah setahun beroperasi. 

“Mitra kemudian dipinjamkan gerobak, mendpaatkan bahan baku ayam potong siap digoreng. Mereka juga terlebih dahulu mendapatkan pelatihan,” papar Andre.

Mitra  mempunyai tempat usaha yang menetap, baik itu usaha nasi Padang, Warung Sunda, Warteg, serta ada orang yang menjaga usaha AGBT, memiliki freezer. Jarak tempuh dari gerai terdekat minimal 1 km.

“Kita menjaga kepadatannya agar tidak menjadi persaingan berdarah, lokasi tidak melanggar aturan, menaruh tempat untuk gerobak 1 m x 1,5 m x 2 meter,”imbuh Andre.

Para mitra hanya membeli ayam, tepung dan segala keperluan AGBT ekslusif belanja di Wahyoo.  Menjual produk yang ditentukan sesuai dengan harga yang ditentukan. Setiap potong ayam dibandrol dengan harga Rp9 ribu untuk potongan kecil  dan Rp11 ribu untuk potongan besar. 

“Rata-rata mitra menjual lima ekor per hari. Setiap ekor ayam menghasilkan 13 potong besar dan kecil,” tutur Andre.

Pada kesempatan yang sama, Sumirasih seorang pemilik warung makan Ragil di kawasan Matraman mengakui bahwa sejak mengkikuti program AGBT ini dalam sehari bisa menjual 100 porsi dengan mendapatkan tambahan penghasil sekira Rp15 juta per bulan.

“Kini saya diberi kesempatan untuk membuka gerai kedua di kawasan Sudirman,” kata Sumirasih.

Ke depan, program binaan Wahyoo dan Sierad Produce ini ditargetkan mencapai seribu gerai hingga akhir 2020 nanti (van).

pasang iklan di sini