Menebar kebaikan bagi semesta sesuai tuntunan syariah menjadi semangat dasar dalam setiap gerak langkah Kopsyah BMI. Alhasil, dukungan anggota dan masyarakat terus mengalir.
Peran sosial dan ekonomi yang dijalankan Koperasi ibarat dua sisi dari satu mata uang yang selalu beriringan. Sebagai lembaga ekonomi, Koperasi dituntut untuk mengejar profit demi mencapai tujuan utama yaitu meningkatkan kesejahteraan anggota. Pada sisi lain, tanggung jawab sosial sudah melekat dalam usaha lembaga sokoguru perekomian ini.
Koperasi Syariah Benteng Mikro Indonesia (Kopsyah BMI) merupakan salah satu koperasi yang berhasil memainkan peran ganda tersebut. Di bawah komando Kamaruddin Batubara-biasa disapa Bara- selaku Presiden Direktur Kopsyah BMI kinerja keuangannya terus bertumbuh. Aksi tanggung jawab sosial yang dilakukannya pun layak diacungi jempol. “Koperasi harus hadir sebagai solusi atas problematika ekonomi dan sosial,” ungkap Bara.
Koperasi terbesar di Provinsi Banten yang telah berusia 16 tahun ini juga tidak lelah memberdayakan perekonomian anggota. Asal memiliki usaha yang potensial, Kopsyah BMI tidak segan-segan turun tangan membantu usaha mulai dari pembiayaan sampai pendampingan teknis. Para petani cabai di Kampung Blukbuk Luwung, Desa Blukbuk, Kecamatan Mekarbaru, Kabupaten Tangerang dan peternak kambing di kampung Cigaru Tangerang merupakan sebagian dari kelompok usaha yang telah diberdayakan Kopsyah BMI.
Kegiatan pemberdayaan dilakukan dengan terencana dan terukur. Mulai dari survei awal sampai monitoring dan evaluasi dilaksanakan secara teratur. Agar program pemberdayaan berjalan optimal, setiap program dikontrol oleh person in charge (PIC) yang berbeda.
Program pembiayaan sanitasi dan air bersih kepada anggota bahkan menjadi referensi bagi koperasi lain. Tidak hanya di Indonesia, banyak koperasi dari mancanegara yang telah melakukan studi terkait hal itu. Mereka ingin menduplikasi program pembiayaan tersebut. Atas keberhasilannya ini, lembaga-lembaga pembiayaan asing bahkan berlomba untuk menggelontorkan pinjaman atau dana hibah kepada Kopsyah BMI.
Operasi Bibir Sumbing
Dalam pelaksanaan aktivitas tanggung jawab sosial, Kopsyah BMI layak menjadi yang terdepan. Ini setidaknya dibuktikan dengan ragam kegiatan maupun dampak yang ditimbulkan. Seperti yang belum lama dilakukan dengan memberikan bantuan Operasi Bibir Sumbing untuk Empat Anak Anggota. Mereka masing-masing juga diberikan bantuan uang tunai senilai Rp5 juta. Sehingga totalnya sebesar Rp20 juta.
Melalui kegiatan operasi bibir sumbing, diharapkan mental dan kepercayaan diri peserta dapat lebih meningkat. Selama ini, banyak penderita bibir sumbing yang berkeinginan melakukan operasi namun sering terkendala biaya. Oleh karena itu, adanya kegiatan operasi disambut gembira oleh para orang tua peserta.
Hibah Rumah Siap Huni
Kelayakan rumah hunian masih menjadi problematika yang dihadapi sebagian masyarakat. Mereka menempati rumah dengan kondisi ala kadarnya. Bahkan, ada rumah yang sebenarnya sudah tidak layak huni baik dari aspek keselamatan maupun kesehatan. Oleh karenanya, Kopsyah BMI tergerak untuk melaksanakan kegiatan hibah rumah siap huni.
Syarat untuk mendapatkan hibah rumah ini pun tergolong mudah. Persyaratannya antara lain memiliki bukti legalitas kepemilikan rumah dan lolos verifikasi. Bara mengungkapkan, hingga saat ini sudah diberikan sebanyak 163 rumah hibah layak huni kepada anggota maupun masyarakat di Provinsi Banten. “Pemberian hibah rumah ini merupakan salah satu bentuk kepedulian Kami kepada anggota dan masyarakat,” ucap pria penggemar traveling ini.
Sumber pendanaan rumah hibah tersebut berasal dari zakat, infak, sedekah, dan wakaf (Ziswaf) serta dana kebajikan. Oleh karenanya, Kopsyah BMI terus mengajak anggota, Pengurus, karyawan dan masyarakat untuk mengeluarkan dana Ziswaf.
Santunan dan Bantuan
Kopsyah BMI juga memanfaatkan momentum tertentu untuk melakukan kegiatan santunan. Seperti yang dilakukan saat Ramadhan lalu dengan menggelar i’tikaf bareng 113 anak yatim dan acara buka puasa bersama. Dalam kegiatan itu diserahkan bantuan sebesar Rp10 juta untuk DKM Mesjid Al-Muttaqin Pondok Jengkol Kab. Tangerang.
Selain itu, Kopsyah BMI juga melakukan perbaikan sarana sanitasi dan air bersih pada beberapa masjid. Bantuan lainnya adalah pembagian Al quran dan sajadah. Kegiatan sosial lain yang dilakukan adalah beasiswa kepada anak anggota yang berprestasi. Melalui kegiatan tersebut diharapkan dapat memacu motivasi para siswa untuk menunjukkan hasil belajar yang terbaik.
Sharing Session
Kepedulian berbagi kepada sesama tidak hanya diwujudkan dalam bentuk yang material. Bara juga tidak pelit membagikan ilmu dan pengalamannya selama mengelola Kopsyah BMI. Seperti yang dilakukan belum lama ini dalam acara dengan tema “Berbagi Analisa Kredit Mikro-Pengalaman Kopsyah BMI untuk 7 BPR dan 1 LKM”.
Menurut Bara, dalam acara tersebut ia menceritakan keberhasilan Kopsyah BMI dalam menekan pembiayaan mikro bermasalah. “Alhamdulillah, angka pembiayaan bermasalah (NPF) Kopsyah BMI paling tinggi 0,3% meski tanpa Agunan,” ungkapnya.
Melalui kegiatan sharing session tersebut, diharapkan dapat memberi inspirasi bagi peserta dalam mengelola pembiayaan mikro. Sebab, selama ini ada anggapan rpembiayaan mikro cukup berisiko. Sehingga lembaga pembiayaaan ada yang alergi untuk menyalurkan pembiayaan kepada kaum marjinal.
Berbagai kegiatan pemberdayaan dan kepedulian yang dilakukan Kopsyah BMI, kata Bara, merupakan bagian dari upaya membumikan ajaran Islam yang Rahmatan Lil alamin. Banyak sekali ayat dalam Kitab Suci Al Quran yang menganjurkan umat Islam untuk saling tolong menolong dalam kebaikan dan peduli kepada yang kurang beruntung. Bahkan dalam Surat Al Ma’un ayat 3, disebutkan bahwa salah satu tanda pendusta agama adalah orang yang tidak peduli kepada kaum miskin. “Islam melarang berbuat kerusakan di muka bumi dan menyakiti sesama sehingga sangat aneh jika ada stigma bahwa umat Islam itu intoleran dan radikalis. Kopsyah BMI terus berupaya menebar kebaikan dan memberi rahmat bagi semesta,” pungkasnya.