BANDUNG-–Kalau tidak aral melintang lagi, maka Goa Pawon yang berada di kawasan Kecamatan Cipatat, Kabupaten Bandung Barat akan menjadi destinasi wisata sejarah budaya yang cukup menarik di Jawa Barat. Pasalnya situs pra sejarah itu akan didukung dengan keberadaan museum yang lokasinya direncanakan berada di bagian utara.
Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud) Kabupaten Bandung Barat Heri Partomo menyampaikan kendala lahan dan tanah milik masyarakat yang selama ini menjadi kendala sudah tuntas, dengan kerelaan mereka menghibahkan tanah seluas 3.000 meter persegi ini.
“Museum Gua Pawon di Kampung Cibukur, Desa Gunungmasigit ini bisa dilanjutkan pembangunannya. Museum yang sebetulnya sudah dibangun pada 2011 ini dengan anggaran dana bantuan dari Pemerintah Provinsi Jawa Barat sebesar Rp1,8 miliar ini sempat terbengkalai dan tak terurus, karena kendala kepemilikan lahan,” ujar Heri, Rabu (26/1/22).
Saat ini koleksi fosil dan berbagai temuan arkeologi Gua Pawon sejak penemuan pertama awal 2.000-an masih tersimpan di Balai Arkeologi Bandung.
Kepala Tim Arkeologi Jawa Barat Lutfi Yondri membenarkan bahwa semua koleksi dan hasil publikasi dari Gua pawon masih tersempan di ruang kerjanya di Balai Arkeologi Bandung. Sudah banyak hasil penelitian dari mahasiswa berbagai perguruan tinggi terbantu oleh hasil temuan di Gua pawon ini.
Gua Pawon cukup luas maka bisa disimpulkan gua itu multifungsi. Disana dia (manusia Pawon) melaksanakan aktivitas harian seperti mengolah makanan dan membuat alat.
Lutfi menjelaskan sudah menemukan berbagai peninggalan manusia dari 3.000 hingga 11.000 tahun yang lalu pada kedalaman 3, 20 meter. Bahkan dia sampai pada lapisan yang paling tua 12.000 tahun lalu. Berbagai penemuan, seperti perkutor, batu pukul, artefak, beragam pragmen tulang binatang buruan, termasuk anak gajah.
Proses ekskavasi di Gua Pawon sendiri sudah dimulai sejak tahun 2003. Dari proses ekskavasi, Tim Arkeolog Jawa Barat sudah menemukan tujuh rangka manusia prasejarah dari lima kronologi (pertanggalan karob) yang menguatkan kesimpulan bahwa manusia pawon hidup pada era Pleistosen Akhir-Awal Holosen.
Rangka pertama ditemukan September 2013 yang berumur 5.600 tahun lalu. Begitupun usia rangka kedua dan kelima pun sama. Rangka ketiga diperkirakan berusia 7.300 tahun lalu, rangka keempat berusia 9.500 tahun yang lalu, rangka keenam berusia 10.000 tahun lalu dan rangka ketujuh berusia 12.000 tahun lalu.
Ketika dihubungi Peluang, Rabu malam, alumni arkeologi Universitas Indonesia ini mengaku belum tahu seperti apa rencana persisnya museum ini.
“Dulu sudah kami buatkan rancangannya dan kemudian saya kembangkan lagi untuk kajian itu tugas skripsi mahasiswa di STT Telkom dan di UGM,” ujar Lutfi.
Dia mengusulkan agar destinasi wisata ini melibatkan berbagai pihak, selain Balai Arkeologi, Pemda, juga masyarakat seperti mereka yang menemukan Stone Garden yang berada di atas Goa Pawon. Semuanya harusnya terintegrasi.
Lutfi juga mengingatkan kalau nanti terwujud destinasi ini bukan untuk kunjungan yang bersifat masif, tetapi rombongan kecil sekitar 20 orang untuk bisa masuk Gua Pawon.
“Selain itu penggalian di Gua Pawon masih bisa dilanjutkan untuk bisa menyingkap lebih banyak keberadaan manusia prasejarah di sekitar situ, namun memang dibutuhkan dana yang cukup besar , terutama untuk peralatan penunjang,” tutup dia (Irvan).