hayed consulting
hayed consulting
octa vaganza

Peluang The Fed Turunkan Suku Bunga hingga 3 kali di 2024 Pupus

peluang the fed
Bank sentral Amerika Serikat/dok.afp

PeluangNews, Jakarta –  Peluang The Fed  menurunkan tingkat suku bunga Amerika Fed Rate (The Fed) hingga 3 kali pada tahun 2024 sangat sulit. Sebab inflasi AS belum terkendali sepenuhnya.

Salah satu Gubernur The Fed, Christopher Waller mengatakan The Fed harus mengambil pendekatan yang hati-hati dan sistematis ketika memulai memangkas tingkat suku bunga.

Pemangkasan tingkat suku bunga dapat dimulai pada tahun ini apabila tidak ada kenaikan inflasi. Namun pasar kecewa atas pernyataan Waller yang di satu sisi mendukung pemangkasan tingkat suku bunga pada tahun ini, di sisi lain juga menolak ekspektasi pelaku pasar dan investor, yang menyakini tingkat suku bunga dapat turun hingga 6 kali pada tahun 2024.

Waller juga mengatakan dengan aktivitas ekonomi dan pasar tenaga kerja yang saat ini berada dalam posisi yang baik, serta inflasi yang turun menuju 2%, dia melihat tidak ada alasan untuk memangkas tingkat suku bunga secepat atau sebanyak itu.

“Menurut Waller, seberapa banyak pemangkasan tingkat suku bunga akan kembali bergantung seberapa banyak data yang masuk,” kata Associate Director of Research and Investment Pilarmas Investindo Sekuritas Indonesia Maximilianus Nico Demus, dalam keteranganya, Rabu (17/1/2024).

Komentar Waller berimbas pada imbal hasil US Treasury 10y yang langsung naik hingga 4,05%, dan imbal hasil US Treasury 2y naik ke 4,2%. Indeks saham AS pun rontok. Indeks Dow Jones ditutup -0,62%, S&P 500 juga -0,37%, Nasdaq Composite ditutup -0,19%.

“Kami mengapreasi apa yang disampaikan oleh Waller. Memang tidak seharusnya persepsi dan ekspektasi mengenai penurunan tingkat suku bunga sementara data masih belum mendukung. Ini menjadi “wake up call” bagi pelaku pasar dan investor untuk tidak berlebihan dalam menilai potensi penurunan tingkat suku bunga pada tahun ini,” kata Nico.

Waller mengatakan saat ini fokus utama The Fed adalah menyeimbangkan risiko terhadap inflasi dan ketenagakerjaan serta menghindari pembatasan tingkat suku bunga yang terlalu lama, sementara inflasi sendiri belum kunjung mencapai 2% sesuai dengan target.

Maka perlu perhatian terhadap sisi konsumsi dan perekrutan tenaga kerja, serta data inflasi bulanan untuk melihat potensi pemangkasan tingkat suku bunga lebih lanjut.

Waller yakin target inflasi 2% semakin dekat, meski dibutuhkan beberapa data yang mendukung dalam beberapa bulan mendatang untuk menkonfirmasi potensi pemangkasan tingkat suku bunga.

Jika para pengambil kebijakan melihat ada kelanjutan tren penurunan yang terlihat pada data riil serta inflasi, maka The Fed secara perlahan akan mulai mengkalibrasi potensibpenurunan tingkat suku bunga riil.

Kecepatan dalam penurunan tingkat suku bunga tersebut, tergantung data yang ada nantinya. Kunci dari semua ini adalah The Fed harus memiliki fleksibilitas sehingga pelaku pasar dapat bersikap metodis dan hati-hati.

Apabila inflasi dapat turun hingga di bawah 2%, maka The Fed akan dapat mulai memikirkan seberapa cepat atau lama dan seberapa besar potensi penurunan tingkat suku bunga akan dilakukan.

Data terakhir, para pemberi kerja di Amerika bertambah menjadi 216.000, inflasi kembali meningkat dari 3,1% menjadi 3,4%, dan merupakan kenaikan tertinggi dalam kurun waktu 3 bulan terakhir, didominasi oleh tingginya biaya jasa.

“Hari ini data penting akan datang yaitu pertumbuhan ekonomi Tiongkok akan menjadi sebuah tumpuan, apakah pasar dapat mengurangi tekanannya atau justru bertambah,” kata Nico. (Aji)

pasang iklan di sini