hayed consulting
hayed consulting
octa vaganza

Peluang Ekspor dari Indonesia-Peru CEPA dan Indonesia-Tunisia PTA

Menteri Perdagangan Budi Santoso mengajak seluruh pelaku usaha untuk segera memanfaatkan peluang ekspor yang terbuka melalui Indonesia-Peru Comprehensive Economic Partnership Agreement (CEPA) dan Indonesia-Tunisia Preferential Trade Agreement (PTA).
Menteri Perdagangan Budi Santoso mengajak seluruh pelaku usaha untuk segera memanfaatkan peluang ekspor yang terbuka melalui Indonesia-Peru Comprehensive Economic Partnership Agreement (CEPA) dan Indonesia-Tunisia Preferential Trade Agreement (PTA).

PeluangNews, Jakarta-Menteri Perdagangan Budi Santoso mengajak seluruh pelaku usaha untuk segera memanfaatkan peluang ekspor yang terbuka melalui Indonesia-Peru Comprehensive Economic Partnership Agreement (CEPA) dan Indonesia-Tunisia Preferential Trade Agreement (PTA). Ia menegaskan bahwa perjanjian dagang menjadi instrumen penting dalam meningkatkan ekspor di tengah tren proteksionisme global.

“Kita telah menandatangani perjanjian dagang dengan Peru dan Tunisia. Untuk Indonesia-Tunisia PTA, rencananya akan kita tandatangani pada Januari mendatang. Semua perjanjian dagang harus segera dimanfaatkan secara optimal oleh pelaku usaha untuk meningkatkan ekspor,” ujar Mendag Busan pada pembukaan Strategic Forum Indonesia-Peru CEPA dan Indonesia-Tunisia PTA di Jakarta, Selasa (25/11).

Indonesia-Peru CEPA telah diteken pada 11 Agustus 2025, sementara Indonesia-Tunisia PTA telah selesai secara substantif dan akan segera diresmikan. Mendag Busan menekankan bahwa perjanjian ini melengkapi deretan negosiasi yang telah diselesaikan Indonesia dengan Uni Eropa, Kanada, serta Eurasian Economic Union. Indonesia juga mulai menjajaki perjanjian dagang dengan negara-negara Timur Tengah.

Menurutnya, kinerja perdagangan Indonesia menunjukkan tren positif, dengan ekspor Januari–September 2025 tumbuh 8,14 persen, melampaui target 7,1 persen. “Ini capaian luar biasa, tetapi kita ingin terus mencari pasar baru. Pembukaan akses pasar ke Peru dan Tunisia adalah bagian dari prioritas perluasan pasar ekspor,” ujarnya.

Untuk mengoptimalkan pemanfaatan perjanjian dagang, Mendag Busan mendorong pelaku usaha aktif mencari mitra di negara-negara tersebut. Ia menjelaskan bahwa Kemendag tengah menyiapkan program penjajakan bisnis (business matching) secara daring dengan dukungan perwakilan perdagangan RI di luar negeri. “Kita manfaatkan atase perdagangan dan ITPC untuk menjembatani pelaku usaha mencari mitra dagang,” katanya.

Ia menegaskan bahwa tujuan perjanjian dagang bukan menciptakan defisit bagi salah satu pihak, tetapi meningkatkan ekspor kedua negara secara adil dan berimbang. “Kita harus menjadi mitra dagang yang saling menguntungkan,” ujar Mendag Busan.

Direktur Jenderal Perundingan Perdagangan Internasional, Djatmiko Bris Witjaksono, menyampaikan bahwa forum tersebut menjadi ruang membahas potensi dan tantangan implementasi kedua perjanjian. “Ini hanyalah permulaan dari kolaborasi yang lebih lanjut,” katanya.

Pelaku industri seperti Afan Anas dari Petrokimia Gresik mengapresiasi forum tersebut. “Forum ini sangat bagus dan memberikan informasi peluang yang bisa kami manfaatkan,” ujarnya.

Strategic Forum Indonesia-Peru CEPA dan Indonesia-Tunisia PTA diikuti lebih dari 200 peserta dari unsur pemerintah, akademisi, pelaku usaha, dan perwakilan negara mitra, baik secara luring maupun daring.

pasang iklan di sini