Peluang News, Jakarta – Digitalisasi di sektor kesehatan, kebugaran, dan kesejahteraan di Indonesia mengalami peluang besar dengan pertumbuhan pesat. Berdasarkan laporan terbaru dari We Are Social dan Meltwater, yang dikutip Minggu (16/3/2025) penggunaan layanan kesehatan digital terus meningkat, mencerminkan perubahan perilaku masyarakat dalam mengakses layanan medis dan kebugaran.
Lonjakan Penggunaan Layanan Kesehatan Digital
Laporan ini mengungkapkan bahwa sebanyak 34,7 juta orang di Indonesia telah memanfaatkan layanan perawatan kesehatan digital. Angka ini meningkat sebesar 7,1 persen dibanding tahun sebelumnya, dengan tambahan 2,29 juta pengguna baru.
Adapun nilai pasar tahunan layanan perawatan kesehatan digital di Indonesia kini mencapai USD 1,51 miliar (Rp24,75 triliun), mengalami kenaikan 6,4 persen atau sekitar USD 91 juta (Rp1,49 triliun) dibanding tahun sebelumnya. Sementara itu, rata-rata nilai tahunan per pengguna layanan kesehatan digital tercatat sebesar USD 43,36 (Rp710.757).
Konsultasi Dokter Online Semakin Populer
Dalam hal konsultasi dokter secara daring, Indonesia mencatat 6,77 juta pengguna layanan telemedicine. Angka ini meningkat 5,5 persen atau bertambah 350 ribu pengguna baru dibanding tahun sebelumnya.
Nilai pasar tahunan layanan konsultasi dokter online kini mencapai USD 131 juta (Rp2,15 triliun), dengan pertumbuhan 13,4 persen atau sekitar USD 15,5 juta (Rp254,08 miliar). Rata-rata nilai tahunan per pengguna untuk layanan ini berada di angka USD 19,31 (Rp316.530).
Kebangkitan Digital Fitness dan Wellbeing
Tren digitalisasi dalam kebugaran dan kesejahteraan juga menunjukkan peningkatan yang signifikan. Sebanyak 49,4 juta orang di Indonesia kini menggunakan perangkat dan layanan kebugaran digital, mengalami kenaikan 14,4 persen atau sekitar 6,2 juta pengguna baru dibanding tahun sebelumnya.
Nilai pasar digital fitness dan well-being kini mencapai USD 660 juta (Rp10,82 triliun), dengan pertumbuhan tahunan sebesar 18,1 persen atau bertambah USD 101 juta (Rp1,66 triliun). Rata-rata nilai tahunan per pengguna tercatat sebesar USD 13,37 (Rp219.161).
*) Asumsi USD 1 = Rp16.392
Tren Penggunaan Perangkat Kesehatan Digital
Lebih lanjut, laporan ini juga menyoroti pola penggunaan perangkat dan layanan kesehatan digital di Indonesia:
- 20,4 persen pengguna internet mengakses aplikasi atau situs kesehatan dan kebugaran setiap bulan.
- 17,4 persen pengguna internet memeriksa gejala kesehatan secara online setiap minggu.
- 92,9 persen pengguna internet mencari informasi online untuk mengidentifikasi pengobatan terhadap penyakit sehari-hari.
- 18,1 persen masyarakat telah memiliki smartwatch seperti Apple Watch untuk memantau kesehatan mereka.
- 6,1 persen pengguna menggunakan smart wristband seperti Fitbit.
Peluang Cerah untuk Kesehatan Digital di Indonesia
Pertumbuhan signifikan dalam adopsi teknologi kesehatan digital menunjukkan bahwa masyarakat Indonesia semakin mengandalkan solusi berbasis teknologi untuk memenuhi kebutuhan kesehatan dan kebugaran mereka.
Dengan penetrasi internet yang semakin luas dan inovasi digital yang terus berkembang, industri kesehatan digital di Indonesia diprediksi akan terus tumbuh pesat di tahun-tahun mendatang.
Pemerintah dan sektor swasta diharapkan dapat terus berinovasi untuk meningkatkan aksesibilitas layanan kesehatan digital, guna memastikan transformasi ini tidak hanya meningkatkan kualitas hidup masyarakat tetapi juga memperkuat ekosistem kesehatan nasional. (RO)